BAGIAN 21 PIKIRAN YANG NGAWUR

1.8K 67 20
                                    


Pop Joko.

Flashback beberapa waktu yang lalu.

Jiancok. Hari ini pikiranku benar – benar dibuat gak karuan. Kalau saja gak ada Gilang, hari ini aku pasti sudah menghajar beberapa orang. Mulai dari Dani sikeparat yang ternyata anaknya Pak Danang, sampai manusia – manusia bajingan yang bermasalah dengan Satria digudang satu. Assuuu.

Aku sebenarnya sudah ingin keluar dan berhenti dari kantor ini. Tapi karena factor Gilang dan juga seorang wanita yang aku sukai dikantor ini, akhirnya aku mengurungkan niatku itu.

Kata – kata Dani tadi terus terang membuat harga diriku terusik dan kupingku panas mendengarnya. Kalau saja tadi kepalan tangan kananku atau injakan telapak sepatuku masuk sekali saja dibibirnya, mungkin aku bisa sedikit lega. Tapi gara – gara kesabaran Gilang, akhirnya aku hanya bisa terdiam seperti curut yang sembunyi dibalik lubang yang mengkerut. Jiampuutt.

Oke, oke. Sebelum aku melanjutkan kisahku, aku ingin bercerita sejenak tentang aku dan Gilang sahabatku.

Gilang Adi Pratama. Manusia tergathel dan manusia paling sabar yang menjadi sahabat perjalanan hidupku. Mulai aku menghirup udara pertama kali didunia ini, sampai detik ini. Mulai dari pertama kali sekolah sampai sekarang kuliah, kami selalu bersama.

Dia manusia yang paling luar biasa dan dia yang mengajarkan aku bagaimana menghadapi kerasnya kehidupan.

Ditengah kondisi keluarganya yang kurang mampu, dia tidak pernah mengeluh atau meratapi nasibnya. Dia bahkan bersemangat untuk merubah nasib keluarganya, dengan bermimpi untuk meraih gelar sarjana, lalu dia bekerja untuk merubah ekonomi keluarganya.

Mustahil sih sebenarnya. Tapi kemustahilan itu dihajar oleh semangatnya yang sangat luar biasa. Baginya kita itu harus bersemangat untuk menjalani kehidupan ini. sampai nyawa kita diambil kembali oleh Sang Pemiliknya. Istilah kerennya itu semongko, semangat nganti bongko.

Dalam menghadapi suatu masalah, didalam pikiran Gilang itu hanya ada dua kemungkinan. Gagal atau berhasil, pecundang atau pemenang.

Dan kalian pasti tau apa yang akan dipilih sahabatku yang gila itu. Berhasil dan menjadi pemenang. Kalaupun masalah itu tidak bisa diselesaikan, dia tidak akan menyerah sebelum masalah itu benar – benar diselesaikannya.

Baginya tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Semua masalah yang diberikan Sang Pemilik hidup, pasti sudah ditakar sesuai dengan kemampuan mahluk ciptaanNya itu sendiri.

Bersabar, berhenti sejenak, berpikir, lalu melangkah lagi. Ada kalanya mundur beberapa langkah bukan berarti menyerah, tapi mengalah sejenak untuk merebut kemenangan. Itu yang aku pelajari dari Gilang Adi Pratama.

Satu hal lagi yang aku pelajari dari Gilang. Walaupun dia mempunyai sikap yang sabar, bukan berarti dia tidak bisa marah dan meluapkan emosinya. Ada waktu dan tempat yang tepat ketika dia harus mengeluarkan semua ganjalan yang ada dihatinya. Dan ketika waktu itu telah tiba, marahnya bisa melebihi marahku dan emosinya bisa meledak daripada emosiku. Bajingan.

Pernah disuatu ketika kami mengamen ditetangga sebelah desa, aku yang kebelet buang air kecil mencari tempat yang tepat untuk menandai daerah kekuasanku. Bukannya aku asuu loh ya, bukan. Tapi biasanya kalau suatu daerah itu aku tandai dengan pipisku, kami akan mendapatkan uang yang banyak ketika mengamen.

Tapi dihari itu takdir berkata lain. Aku yang pipis dipojokan sebuah rumah, dituduh sebagai pencuri. Sipemilik rumah berteriak dan tetangganya keluar semua. Aku dihajar belasan orang dan Gilang yang berada dibeberapa rumah jaraknya dari aku, langsung berlari kearahku dan menyelamatkan aku.

IMPIAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang