BAGIAN 10 PEMBEKALAN OSPEK

1.5K 44 3
                                    


"Cak, Titip ya. Tolong kasihkan ke Cak To biar diantar kerumah." ucapku kepada Cak Ndut, sambil menyerahkan sepucuk surat dan sejumlah uang yang aku kirim untuk keluargaku didesa.

"awakmu nduwe duwek ta Lang.? biaya kuliahmu iku akeh lo." (kamu punya uang kah Lang.? biaya kuliahmu itu banyak loh.) Ucap Cak Ndut sambil melihat kearah amplop yang aku sodorkan kepadanya.

"ada Cak, uangku juga masih cukup untuk beberapa bulan kedepan." Ucapku lalu aku tersenyum.

"yo wes lah, aku yo ngerti keadaan keluargamu. Seng pinter yo kuliahmu." (ya sudahlah, aku juga mengerti keadaan keluargamu. Yang pintar ya kuliahmu.) Ucap Cak Ndut sambil menerima amplop ditanganku, lalu menepuk pundakku pelan.

"iyo cak, sepurane wes ngerepoti." (iya cak, maaf sudah ngerepotin.) Ucapku lalu tersenyum lagi.

"tak samblek loh, lek awakmu ngomong ngono maneh." (ku tempeleng loh, kalau kamu ngomong gitu lagi.) Ucap Cak Ndut sambil melotot kearahku

"heheheh." dan aku hanya tersenyum saja.

"lek awakmu kate titip opo ae pas aku durung teko, titipno Mba Jum iki ae. pas aku ngetem nde kene tak jupu'e. Lek seumpamane ono titipan keluargamu yo tak titipno nde kene pisan." (kalau kamu mau titip apa aja pas aku belum datang, titipkan Mba Jum ini aja. Pas aku parkir bis disini kuambil. Kalau seandainya ada titipaan keluargamu ya aku titipkan disini juga.) Ucap Cak Ndut sambil melirik kearah Mba Jum pemilik salah satu warung di terminal utama kota pendidikan.

"iyo cak." Ucapku lalu aku mengisap rokokku.

"sepurane Cak, aku gak iso suwi – suwi. Ono pengarahan ospek awan iki." (mohon maaf Cak, aku gak bisa lama – lama. Ada pengarahan ospek siang ini.) Pamitku kepada Cak Ndut.

"iyo wes, dientekno sek kopimu." (iya sudah, dihabiskan dulu kopimu.) Ucap Cak Ndut dan aku langsung mengambil gelas kopiku, lalu aku tuangkan dilepek dan aku meminumnya sampai habis.

"suwon Cak." (terimakasih Cak.) Pamitku, ketika kopiku sudah habis.

"iyo, hati – hati Lang." ucap Cak Ndut dan aku langsung meraih tangan kanannya dan menciumnya.

"iyo Cak." Ucapku, lalu aku pergi meninggalkan Cak Ndut dan aku langsung menuju kekampus teknik kita.

Hari ini aku memang sengaja keterminal utama kota pendidikan, untuk menitipkan amplop yang berisi uang dan surat kepada Cak Ndut, agar diserahkan kepada Ibuku. Aku ingin mengabarkan kepada Ibuku, bahwa aku telah diterima dikampus teknik kita. Aku juga mengabarkan kepada Ibu, kalau aku tidak membayar uang masuk karena nilai ujian testku terbaik diantara seluruh peserta ujian lainnya. Dan aku sengaja menitipkan sejumlah uang, untuk membayar sekolah kedua adikku dan sisanya untuk kebutuhan dirumah.

Dan sekarang aku langsung menuju kekampus teknik kita, karena hari ini ada pengarahan tentang ospek gabungan, seluruh jurusan yang ada dikampus teknik kita. Ospek itu rencananya akan dilaksanakan seminggu penuh, untuk kami mahasiswa baru kampus teknik kita.

Aku pergi keterminal ini seorang sendiri, karena tadi Joko langsung kekampus. Dia berkumpul dengan mahasiswa baru jurusan arsitek, untuk mendapatkan pengarahan dari para seniornya. Untuk jurusanku teknik sipil, kemarin sore kami sudah berkumpul dan mendapatkan pengarahan dari para senior kami.

Dan pada saat pengarahan dijurusan teknik sipil kemarin, ada Mas Pandu dan Bang Ramos yang hadir diantara senior – senior teknik sipil. Mereka berdua yang melihat kehadiranku, hanya melihatku tanpa mengajakku berbicara sama sekali. mungkin mereka tidak ingin terlalu menampakkan kedekatannya kepadaku.

IMPIAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang