BAGIAN 30 YANG PERTAMA DAN YANG TERAKHIR

1.7K 62 8
                                    



Pop Denok.

"Kaulah yang pertama, memberi arti cinta bagiku ini.

Janganlah berakhir.

Oh, kaulah yang pertama, membuatku terlena.

Dan tak ingin lagi seorang pria selain dirimu."

Ahhh. Mungkin hanya lagu ini yang bisa mengungkapkan semua isi hatiku saat ini. Hatiku yang berbunga – bunga dan hanya seorang laki - laki yang bisa membuatku seperti ini.

Mas Jo. Seorang pria yang mampu menaklukan hatiku dan membuat hidupku jauh lebih berwarna. Perhatiannya, kasih sayangnya dan segala tentang dirinya, membuatku mengerti apa itu cinta. Cinta yang selalu menghadirkan tawa, sayang yang selalu membuatku melayang, dan rindu yang selalu menggebu, padahal sering bertemu.

Mas Jo. Seorang pria yang sederhana, tapi mempunyai cinta yang luar biasa. Kata – katanya tidak pernah puitis, tapi bukan berarti dia tidak bisa romantis. Romantisnya Mas Jo pun, berbeda dari pria pada umumnya. Romantisnya itu kadang membuatku geregetan, jengkel, gemes, sebel, tapi ngangenin baget. Bingung gak.? Gak usah ikut bingung deh, entar kalian jatuh cinta juga sama Mas Jo ku. Hihihihi.

Mas Jo. Dandanan slengean, perkataannya pun asal – asalan. Usianya lebih muda dari aku, tapi pemikirannya kadang – kadang lebih dewasa. Apa adanya, mandiri, suka bekerja keras, pantang menyerah, dan yang pasti dia mempunyai impian serta cita – cita yang harus didapatkan.

Orangnya cuek, masa bodoh dan gak mau tau dengan urusan orang lain. Tapi kalau dengan aku, sikapnya itu jelasnya berbanding terbalik.

Itulah Mas Jo. Mas Jo ku tersayang. Kalau harus aku tulis semua tentangnya, tidak akan habis kata – kata untuk memujinya. Aku benar – benar dibuatnya jatuh love, love selove – love nya. Gila.

"Nok." Panggil Pak Danang yang mengejutkanku dari lamunan.

"Eh iya Pak." Ucapku sambil membenarkan kacamataku.

"Ngelamun aja." Ucap Pak Danang lalu melangkah ke arah ruangannya.

"Enggak kok Pak." Jawabku berbohong sambil melihat kearah Pak Danang yang baru melewati aku.

"Kalau jatuh cinta itu, kadang buat orang gila Nok. Jadi jangan sering –sering, cukup sekali saja." Ucap Pak Danang yang tiba - tiba menoleh kearahku sambil mengedipkan mata kirinya, setelah itu masuk kedalam ruangannya dengan cuek.

Iiihhh. Jadi malu aku sama Pak Danang. Padahal jujur, aku masih jengkel kepada beliau. Semenjak Mas Jo dan Mas Gilang dipecat tanpa ada masalah sama sekali, aku jarang berbicara kepada Pak Danang, kecuali ada masalah kerjaan saja.

Memang sih, yang memecat Mas Jo dan Mas Gilang itu Pak Jarot. Tapi sebagai direktur dikantor ini, kenapa Pak Danang tidak mencegahnya atau paling tidak mencari tau duduk permasalahannya.? Pak Danang justru diam saja dan seolah merestui tindakan Pak Jarot yang terkesan semena – mena itu.

Pak Danang sepertinya sadar dengan perubahan sikapku ini dan semenjak kejadian pemecatan itu, beliau mencoba untuk mendinginkan suasana dengan sedikit menggoda, merayu ataupun mengajakku bercanda. Tapi aku hanya bersikap dingin kepadanya. Sedangkan dengan Pak Jarot, aku lebih acuh lagi. Aku berbicara seadanya masalah pekerjaan dan tidak pernah bersenda gurau seperti dulu lagi. Aku tidak pernah dekat lagi dengan Pak Jarot, padahal dulu aku sempat mengagumi sosoknya yang seperti seorang Ayah bagiku.

IMPIAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang