Breathe

3K 357 50
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote, komen dan follow.
.
.

Sebelumnya saya memohon maaf apabila cerita yang saya buat belum ngena di hati pembaca. Disini saya selalu berusaha agar tulisan saya lebih baik lagi.

Dan terimakasih untuk para readers yang setia membaca cerita saya dan memberikan dukungan. Saya benar-benar berterimakasih
.
.
.
.

Jenlisa
Genre : family, romance and sad
Boleh sambil play lagu stay (BlackPink)


Tak kusangka hubungan ku dengan Lisa akhirnya diketahui oleh orang tua ku, setelah mereka mengetahuinya, mereka langsung memisahkan kami. Lisa dipaksa untuk meninggalkan ku. Meninggalkan segalanya tentang kami. Dan yang lebih menyakitkan lagi, aku sama sekali tidak mengetahui keberadaan Lisa dan orang tuanya.

Semuanya seakan hilang begitu saja, hal itu membuat hatiku benar-benar berdenyut sakit, bahkan kehidupanku berubah drastis setelah kepergiannya. Aku menjadi gadis yang acuh dan tak berperasaan. Aku juga membenci kedua orang tua ku sendiri dan memilih pergi meninggalkan mereka.

Aku membenci mereka, karena merekalah kebahagiaanku sirna, karena merekalah kehidupanku tidak berwarna dan karena merekalah aku seperti saat ini.

Terserah, kalian mau berfikir apa tentang ku, karena disini aku lah korban keegoisan mereka.

"Jen, cukup. Kau sudah terlalu banyak minum, nanti kau mabuk" ucap sahabatku namun aku tidak memperdulikan nya.

"Lebih baik kau pergi, aku tidak butuh kau temani" kataku sarkas, namun dia menggeleng dan tak beranjak sama sekali.

"Aku tidak akan pergi dari sini" aku tersenyum tipis, aku kembali menuangkan wine ke dalam seloki milikku. Dan aku kembali menenggaknya.

"Kau harus minum juga, Rene. Kita akan bersenang-senang malam ini" dentuman musik semakin terdengar begitu keras, aku merogoh bungkus rokok yang ku taruh di dalam tas hitam milikku. Aku mengambilnya dan menaruhnya di antara bibirku. Sebelum rokok itu menyala, Irene dengan cepat merempas rokok milikku dan menginjaknya. Aku menatapnya tajam tak terima.

BRAKK

"Apa yang kau lakukan hah! Jika kau menyusulku hanya untuk menggangu kesenanganku, sebaiknya kau pulang" marahku, emosiku meluapkan karena ulahnya.

"Aku tidak ingin kau semakin merusak dirimu dengan minuman dan rokok ini, Jen"

Aku kembali menuangkan wine kedalam seloki dan kembali menenggakknya, ternyata aku sudah menghabiskan beberapa botol wine.

Aku mulai merasa sedikit pusing, bahkan pandangan mataku seakan mulai kabur. Aku meremas rambutku dengan satu tanganku. Tanpa kusadari air mataku mengalir. Aku kembali mengingat perpisahan ku dengan Lisa.

"Aku benci semua ini, Rene!" Racauku. Kurasakan tubuhku di dekap olehnya dan ia menyandarkan kepalaku di bahunya.

"Kau tak sendiri, ada aku yang selalu disampingmu, Jen. Bahkan aku sudah meminta bantuan kepada Seulgi untuk mencari keberadaan Lisa" aku terisak mendengar penjelasannya, memang hanya Irene satu-satunya yang mengerti bagaimana rasa sakitku.

Perpisahan yang menyakitkan begitu menghantam uluh hatiku, bagaimana tidak? Aku dan Lisa dipaksa berpisah padahal perasaan kami masih sama-sama saling mencintai. Kejadian yang tidak ingin aku ingat justru membayangi pikiranku, bahkan aku dapat melihat dengan jelas hancurnya Lisa waktu itu sama sepertiku.

JENLISA'S ONESHOOT COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang