Afraid (2)

2.5K 241 9
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote, komen dan follow.
.
.
.
.

Lisa sudah berada di Gymnasium fakultas Ekonomi. Tepat dihari ini, ia resmi melatih tim basket putri. Penampilannya kali ini cukup simple namun menawan, ia memakai kaos putih dilapisi jaket adidas berwarna hitam sekaligus topi bermerk sama yang bertengger di kepalanya. Membuat semua mata tertuju kedalam pesonanya.

"Selamat siang semuanya,"

"Siang."

“Maaf sebelumnya, kalau saya kasih kabar kekalian untuk kumpul terlalu mendadak seperti ini. Dan mungkin juga kalian masih ada MK kan ya" ucapan terakhirnya dianggukin sama sebagian pasukan tim basket.

Karena pada faktanya seharusnya Lisa mengadakan kumpul tuh besok, namun berubah fikiran dan meminta mereka untuk berkumpul siang ini juga.

“Nah, sebelumnya perkenalkan nama saya Lisa. Dan saya coach baru tim basket putri Fakultas Ekonomi.”

Bisikan-bisikan terdengar dari beberapa mahasiswi disana, sedangkan ada juga gadis yang sejak tadi tampak gelisah sekaligus malu untuk menatap Lisa, coach barunya.

“Kalian bisa panggil saya coach Lisa. Di pertemuan kita siang ini, saya hanya akan menjelaskan secara singkat. Saya juga sudah mendapatkan nama-nama yang ingin masuk ke tim basket putri.” Lisa membaca kertas yang berada ditangannya.

“Karena banyak, jadi saya akan melakukan seleksi. Seleksinya dua hari lagi. Dan akan dimulai sore hari, untuk waktunya nanti saya sampaikan. Paham?”

“Paham coach!”

“Baiklah kalau begitu, sekian untuk hari ini. Terimakasih sudah mau datang. Kalian bisa bubar sekarang.” mereka pun meninggalkan Gymnasium. Termasuk Jennie dan teman-temannya.

Sejak perkenalan Lisa tadi membuat Jennie membisu dan gelisah.

“Woila ternyata ada seleksinya. Gak sabar nih.” Kata Anna.

“Iya, mau latihan dulu gak sebelum seleksi?” Anna sama Bona mengangguk setuju 

"Boleh juga tuh.”

“Jen, ikut gak? Ya tau sih, kita bakal tetep kepilih walaupun gak latihan, tapi ya, gimana ya buat pemanasan gitu.” Jennie masih diem. Lalu menatap ketiga temannya.

Mukanya pongo. Kek orang bego.

“Kenapa? Kok natep gue kayak gitu.”

Kok rasanya kesel ya? Temen-temennya yang ditatap Jennie begitu, rasanya pengen ngebuang dia dari rooftop sekarang juga.

“Jennie ih! Gak dengerin nih. Kenapa sih lo?” Doyeon marah, dari tadi ngomong panjang kali lebar malah tidak didenger sama sekali.

“Hah? Sorry-sorry, emang ada apa sih?”

"Sabar dayeon, tahan emosi lo" batinnya

“Gini loh Jen, si Doyeon mau ngajakin latihan sebelum seleksi. Gue sama Anna setuju. Lo gimana?” Jennie pun menganggukkan kepalanya,  baru paham.

“Gue juga setuju aja. Kapan? Besok kah? Dimana?”

“Lo kenapa si Jen? Gue perhatiin lo kayak ngelamun dari tadi.” ucap Anna, dia peka terhadap situasi Jennie.

“Eh? Gapapa kok. Suer. Ehe,”

Mereka pun tidak membahas lebih lanjut karena Jennie juga sudah mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

JENLISA'S ONESHOOT COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang