4. Canggung

1.5K 200 17
                                    

Vote dulu!!!









Ya, Annie pernah belajar mengendarai mobil saat ia masih di London dulu bersama keluarganya.

Di dalam mobil lagi-lagi Armin yang terlebih dulu membuka suara.

"Kamu baik-baik saja?" Suara Armin pelan

"Bodoh. Seharus nya saya yang bertanya, dan seharus nya anda tak perlu mengkhawatirkan saya. Lihatlah pak bos babak belur" jawab Annie sedikit tergesa menunjukan ke khawatiran di raut wajah nya.

Armin tersenyum

"Saya tidak apa-apa, jika kamu juga baik-baik saja"

"Kenapa anda menolong saya?"

"Apa harus saya membiarkan kamu dihajar habis-habisan, sementara saya hanya menyaksikan tanpa melakukan apapun?"

Armin malah menjawab dengan pertanyaan.

"Padahal tadi saya bisa sendiri" Annie besikeras tetap menyalahkan dirinya sendiri.

"Mustahil. Jelas-jelas tadi kamu lengah, hampir saja kamu babak belur jika saya tidak cepat"

"Te-terimakasih, maafkan saya"

"Ya, sama-sama. Tak perlu minta maaf"

~

~

Akhir nya mereka sampai di kediaman Armin. Armin tinggal di sebuah apartemen yang jarak nya tidak terlalu jauh dengan kantor nya, tidak seperti jarak apartemen Annie yang lumayan jauh untuk mencapai kantor.

Ya, meskipun Armin adalah pengusaha sukses tapi ia tak mau membeli rumah mewah, karena ia hidup sendirian. Setelah kakek nya meninggal tiga tahun yang lalu.

Armin tak punya siapa-siapa lagi, ia benar-benar hidup sebatang kara.

Jadi ia memutuskan untuk tinggal di apartemen karena ia rasa bisa mengurus nya daripada harus tinggal di rumah besar sendirian.

Setelah memarkirkan mobil, Annie keluar mobil terlebih dahulu dan membukakan Armin pintu kemudian membantu pria itu untuk beranjak keluar dari mobilnya.

Armin berjalan pincang karena menahan sakit di kaki sebelah kiri nya yang tadi sempat terkena tendangan dari perampok itu.

"Biar saya bantu" Annie meraih tangan Armin dan dirangkulkan nya pada bahu Annie sebelah kanan, tangan yang satunya meraih pinggang Armin untuk menopang beban tubuh nya.

"Terimakasih"

Armin tak bisa menolak karena ia juga tak berdaya saat ini.

Disaat menyusuri koridor dengan tubuh yang di bopong Annie, jantung Armin berdegup kencang. Ia tak menyangka akan sedekat ini dengan Annie.

Diam-diam ekor mata nya melirik, menatap setiap inci wajah Annie. Dengan raut wajah yang sedikit cemas dan keringat membanjiri pelipis wanita itu.

Netra nya menangkap sosok Annie yang terlihat cantik meskipun sedang kelelahan.

Tak sadar semburat merah muncul di pipi Armin.

Annie yang menyadari sedang di perhatikan oleh Armin, dan merasakan degupan kencang dari jantung pria itu, karena tubuh mereka kini bersentuhan. Bisa dikatakn Armin merangkul Annie. Ya, meskipun dalam artian lain, Armin merangkul Annie karena iya tak bisa berjalan sendiri.

Tanpa sadar pipi Annie juga mulai memanas, rasa canggung melanda keduanya.

Hingga mereka tiba di depan pintu apartemen Armin, lalu pria itu membuka nya dan setelah masuk, Annie menutup nya kembali.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang