40. Tidak Terduga

1.1K 114 34
                                    

"An, soal hubungan kita...aku..-" Armin tertunduk.

"Sudah, tidak usah di bahas" potong Annie cepat.

"Tapi An"

"Aku tidak masalah kok dengan hubungan ini, gimana nanti saja" ucap Annie dengan senyum yang dibuat-buat.

"Aku tidak ingin membebani pikiran mu Ar" lanjut nya.

Armin mendengus pasrah, padahal ia mau menjelaskan sesuatu.

"Sudah siang, kamu mau mandi? Biar aku siapkan air hangat dulu" ujar sang wanita mengalihkan pembicaraan, mengalihkan topik sensitif itu.

Armin mengangguk.

Lalu Annie membantu sang pria untuk bersandar di sandaran kasur.

"Tunggu sebentar ya, kamu istirahat dulu saja" ucap Annie lembut seraya mengecup puncak kepala Armin dan melenggang meninggalkan kamar.

Annie menyiapkan air hangat untuk Armin mandi. Sembari menunggu air di panci matang, sementara dirinya mandi terlebih dahulu.

Kurang lebih 15 menit, air hangat sudah jadi, Annie pun sudah selesai mandi. Lalu ia pergi ke kamar untuk memanggil Armin.

"Ar, air hangat nya sudah siap. Kamu bisa mandi sekarang" ucap nya seraya duduk di kasur di samping Armin.

"Terimakasih An" jawab sang pria.

Dan Annie mulai membantu Armin beranjak dari kasur hingga mengantar nya sampai depan kamar mandi.

"Kamu bisa mandi sendiri 'kan!?" ucap Annie khawatir.

"Memang nya kamu mau, membantu ku untuk mandi?" Armin malah menjawab dengan bercanda.

Kemudian tatapan Annie berubah datar, dan hidung nya menyernyit.

"Tidak!" Ketus nya.

Armin sedikit tertawa dan mengacak rambut Annie gemas.

"Kamu sudah mandi?" Tanya sang pria.

"Sudah"

"Kenapa tidak menunggu ku sih, 'kan kita bisa..."

Ucapan Armin terhenti karena mendapatkan sentilan pada dahi yang tentu nya di berikan oleh jari Annie.

"Ih, sedang sakit juga. Pikiran mu tetap saja kotor" ucap Annie sarkas.

Sementara Armin malah cengengesan.

"Cepat mandi, nanti air nya keburu dingin. Kalau kamu masih lemas, sambil duduk saja disana" seraya menunjuk sebuah wc duduk.

Armin mengangguk.

Setelah Armin masuk kamar mandi, Annie segera ke kamar untuk menyiapkan baju yang akan Armin pakai. Setelah itu, ia kembali ke depan pintu kamar mandi, untuk menunggu Armin selesai. Lalu membantunya berjalan hingga kamar. Karena Annie yakin, tubuh Armin masih lemas.

Tak lama, suara knop pintu terbuka. Menampilkan sang Armin Arlert dengan hanya handuk yang membalut tubuh bagian bawahnya. Tak lupa dengan aroma sabun khas laki-laki menguar dari tubuh nya.

"Sudah?" sambut Annie.

"Loh, kamu menunggu disini?" Tanya sang pria.

"Iya. Aku akan bantu kamu ke kamar"

"Maaf merepotkan" ucap Armin seraya tertunduk.

Annie mendengus kasar dan memutar bola mata nya malas.

"Omongan mu itu, basi!" Ketus nya.

Lalu Annie memperhatikan Armin dari ujung kepala hingga kaki. Tak sadar, semburat merat muncul kemudian saat setelah Annie melihat perut Armin yang six pack. Dan itu sungguh sangat...sexy di mata Annie.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang