22. Putus Asa

809 111 48
                                    

Waktu berlalu, malam telah tiba. Saat Hitch kembali dari kantor, ia bergegas menuju apartemen Annie, setelah menyimpan tas di apartemen nya.

Karena, kebetulan kamar apartemen mereka cukup dekat. Hanya terhalang dua pintu saja.

Tok tok tok...

Cukup lama Hitch menunggu, akhirnya Annie membuka kan pintu.

"Hitch" suara Annie nampak dingin dan lesu.

"Ayo masuk" lanjut nya.

Lalu Hitch masuk dan kini mereka tengah duduk di sofa. Hitch memulai perbincangan.

"Maaf mengganggu malam-malam begini, apa kau baik-baik saja?" Nada Hitch khawatir.

"Aku tidak apa-apa kok" jawab Annie.

"Aku tahu, hati mu sedang dalam keadaan tidak baik. Kalau mau, kau bisa cerita Annie" tawar Hitch.

"Aku baik-baik saja Hitch. Lagipula...kurasa aku tidak berhak merasa seperti ini"

"Maksudmu?" Hitch menautkan alis nya.

Annie menarik nafas dalam, sebelum kembali buka suara.

"Tadi aku melihat Armin diruangan nya sedang bersama seorang wanita, mereka terlihat sangat dekat. Aku yakin hubungan mereka lebih dari sekedar teman atau rekan" ada jeda sedikit.

"Dan seharus nya aku tidak seperti ini, aku tidak berhak cemburu. Toh aku tidak menjalin hubungan apapun dengan nya" lanjut nya.

"Kenapa kau bisa menyimpulkan kalau wanita itu mempunyai hubungan lebih dengan pak Armin?" Tanya Hitch setelah selesai mendengarkan penjelasan Annie dengan teliti.

"Bahkan kau belum tahu kebenaran nya seperti apa" lanjut Hitch.

"Mereka sangat dekat Hitch, aku melihat nya" Annie menyangkal.

"Lalu bagaimana dengan mu?" Tanya Hitch.

"Maksudmu?" Annie heran.

"Bukankah kau juga dekat ya dengan pak Armin, tapi kalian tidak mempunyai hubungan apapun. Jadi, menurutku itu berlaku juga pada wanita itu"

Annie termenung sejenak, mencoba mencerna apa yang dikatakan Hitch.

"Mereka belum tentu mempunyai hubungan Annie" sekali lagi Hitch mengingatkan.

"Memang benar. Tapi, tetap saja Armin tidak cukup dengan satu wanita" Annie tidak mau kalah.

Hitch tersenyum.

"Aku yakin, dia akan memilih mu" seraya tangan nya memegang bahu Annie. Menenangkan nya.

"Aku juga berharap dia kembali. Tapi..." Annie tertunduk.

"Hei...kau tahu, dia tidak benar-benar pergi Annie"

"Hah?" Annie mendongak, sontak ia menoleh pada Hitch.

"Setiap malam setelah kau tidur, dia selalu kemari untuk melihat mu. Dia rela pulang dari kantor mampir kemari terlebih dahulu, hanya untuk melihat mu. Memastikan kau baik-baik saja, hanya untuk mu Annie" Hitch berusaha membuat Annie percaya. Mata nya berbinar. Meyakinkan.

Annie tercengang mendengar itu.

"Kenapa kau tidak membangunkan ku?" Tanya nya, alis nya bertaut.

"Dia melarangku, dia tidak ingin kau tahu Annie" jawab Hitch.

"Setiap mengunjungi mu, dia selalu meneteskan air mata saat melihat mu" lanjut nya.

Rasa sesak mulai menghampiri dada Annie. Ia masih tertegun, mendengarkan ucapan Hitch.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang