11. Malam Yang Panas

2.4K 216 45
                                    

Mending Vote dulu deh...










Langit malam mulai pekat, hawa dingin menjalar, angkasa di atas sana tak berbintang. Cuaca pun terasa mencekam, sepertinya akan turun hujan.

Waktu menunjukan pukul 22.45. Pekerjaan Armin di kantor telah usai. Kini saat nya ia pulang. Namun bukan ke apartemen nya, melainkan ke kediaman wanita yang kini sedang sakit itu. Armin ingin melepas rindu dengan Annie.

***

Sementara itu di apartemen Annie.

"Annie, sudah sangat malam. Ayo tidur" Hitch mengkhawatirkan Annie yang tengah duduk di sofa dengan raut muka yang gelisah.

"Tidak. Aku mau menunggu pak Armin, dia berjanji mau kemari malam ini" seraya pandangan nya tak teralihan, terus menatap pintu. Berharap Armin segera datang.

"Iya aku tahu, tapi ini sudah larut malam. Mungkin dia masih banyak pekerjaan, dia pasti kesini besok pagi" Hitch membujuk.

"Terlalu lama disini kau bisa kedinginan, ayo tidur" lanjut nya.

"Aku akan tetap menunggu disini" Annie tak mau kalah.

Hitch mendengus kasar.

"Yasudah, aku temani sampai pak bos datang. Oke?" Lalu Hitch mendaratkan bokong nya di sofa sebelah Annie. Wanita itu ingin menemani teman nya.

"Terimakasih sudah mau mengerti"

Hitch hanya menjawab dengan senyuman.

"Hei Annie...apa kau tak merasa pak bos itu memperlakukan mu sangat istimewa? Sepertinya dia menyukai mu" Hitch sangat penasaran

"Ya, aku juga merasa" ucap Annie pelan.

"Lalu, apakah kau juga menyukai nya?" Hitch makin penasaran.

"Entahlah" singkat Annie.

"Oh bodoh nya aku menanyakan hal itu" seraya menepuk kening nya sendiri.

"Jelas-jelas sekarang kau rela tidak tidur demi menunngu nya, kau pasti merindukan nya kan? Itu berarti kau menyukai nya" Hitch menebak.

Annie yang mendengar tuturan teman nya itu hanya bisa diam. Tidak bisa meng-iya kan juga tak mau menyangkal.

Sepertinya memang benar...

Annie sendiri belum tahu pasti dengan perasaan nya.

Hingga suara ketukan pintu terdengar.

Sontak Annie menoleh tak sabar. Degupan jantung nya kian cepat. Berharap yang muncul adalah sosok Armin disana.

"Ah, itu pasti pak bos. Sebentar, biar aku yang buka-kan" lalu Hitch melangkah menuju pintu dan membuka nya.

Sesuai harapan Annie, diambang pintu menapilkan seorang laki-laki bersurai pirang, yang sedari tadi ia tunggu.

"Terimakasih Hitch"

Hitch hanya tersenyum.

Kemudian netra nya menangkap sosok Annie yang tengah duduk di sofa dan memandang nya.

Raut wajah Armin berubah cemas.

Lekas ia menghampiri Annie.

"Annie...kenapa kamu belum tidur, ini sudah larut malam" Armin duduk di sebelah Annie.

"Saya menunggu anda" Annie tersenyum.

"Tapi kamu sedang sakit, lagipula disini dingin" Armin masih khawatir.

"Hitch, apa Annie sudah minum obat?"

"Belum, dia tidak mau" jawab Hitch jujur.

Lekas Hitch melenggang ke kamar untuk membawa selimut.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang