56. Permainan Takdir

720 90 123
                                    

Hiiii, akhirnya aku update setelah sekian lama. Oke, Happy Reading

Typo? Koreksi!

BUDAYAKAN VOTE, SEBELUM MEMBACA. BIAR GAK LUPA!










Dua tahun kemudian

Dalam sebuah bar, tercium aroma minuman beralkohol yang cukup menyengat. Bersamaan dengan musik pengiring yang sedikit jedag-jedug memberikan kesan sedikit nakal pada suasana bar malam itu.

Jangan lupakan keterampilan barista yang menyajikan racikan terbaiknya dengan sangat telaten. Padahal masih jam 8 malam, tapi pengunjung sudah ramai memenuhi setiap sudut ruangan dengan asik pada dunia nya masing-masing, yang sebagian dari mereka kesadaran nya sudah hilang separo.

Ada juga yang hanya pesan kopi, teh, dan jenis minuman mocktail lainnya. Hanya nongkrong, bukan mabuk.

Di kursi depan dekat dengan meja barista, terdapat dua orang yang sudah pasti dikira banyak orang adalah sepasang kekasih. Dengan sang pria yang sudah setengah mabuk.

Maka jangan heran jika sekarang pria bernetra emerald itu tengah memberi kecup-kecup ringan pada pipi wanita pirang di sebelah nya.

Eren, setelah tetesan terakhir pada gelas kedua mengalir ke tenggorokan nya, dirinya bersendawa. Lalu meletakan gelas kosong itu secara kasar ke depan barista.

"Tambah lagi" ucap nya dengan nada orang mabuk, kemudian kembali menciumi pipi wanita yang menjadi partner minum nya malam ini.

"Hei, jangan terlalu banyak minum" wanita itu bersuara seraya meneguk minuman nya. Itu Annie. Dirinya sama sekali tidak risih saat Eren mencium nya.

Sejak dua tahun terakhir, mereka sudah sangat dekat. Namun tidak mimiliki hubungan khusus seperti yang Eren inginkan. Untuk dikatakan hanya sebagai teman, sepertinya lebih dari itu. Namun Annie hanya menganggap nya begitu, hanya teman tidak lebih. Meski terkadang dirinya melakukan sesuatu yang mudah membuat Eren berharap.

"Biarkan saja, aku sedang lelah hari ini" jawab nya dengan segera meraih gelas yang berisi minuman baru yang baru saja barista itu sajikan. Lalu meneguk nya hingga habis setengah.

"Kalau lelah itu istirahat, bukannya mabuk" celetuk Annie, sembari sesekali mencuri cium dari bibir Eren ketika pria itu menjelajahi pipi nya. Membuat pria itu tersenyum tipis, bagaimana pun juga kesadaran nya masih ada meski tinggal setengah.

"Annie...kapan sih kamu terima aku?" Kali ini ucapan Eren sedikit merengek sembari menggenggam tangan Annie.

"Ayolah lupakan Armin, dan jadilah pacarku"

Annie tidak pernah lupa kalau Eren pernah menyatakan perasaan nya untuk yang pertama kali nya beberapa waktu lalu. Untuk yang kedua, ketiga, ke empat, dan seterus nya selalu ia lakukan setiap hari. Bahkan Annie sampai tidak tahu harus menjawab apa lagi saking sering nya ia menolak Eren. Tapi rupanya pria itu amat gigih. Annie menolak nya dengan alasan masih belum bisa melupakan Armin.

"Kenapa harus membahas itu sekarang sih? Kamu terlalu banyak minum, jadi ngawur 'kan. Sekarang ayo pulang"

Annie anggap perkataan Eren melantur. Bagaimana tidak, gelas ketiga Eren sudah hampir habis dan dirinya satu gelas pun masih sisa setengah nya.

Namun, sebenarnya Annie tahu. Ia peka, kalau Eren sepenuhnya sadar dalam mengatakan hal itu. Tapi apa daya? Hatinya menolak mengakui kalimat itu terucap secara sadar dari Eren. Ia benci membuat Eren sakit hati. Maka dari itu, dirinya anggap itu sesuatu yang tidak seharusnya Eren ucapkan, dan sesuatu yang tidak seharusnya Eren dengan jawab nya. Dengan begitu, Annie tidak perlu menolak Eren untuk kesekian kali nya.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang