21. Asing

800 98 20
                                    

~2 Minggu Kemudian~

Waktu telah berlalu, Annie sudah kembali sehat. Selama itu juga, Armin tak pernah absen mengunjungi Annie setiap malam. Namun Annie tidak tahu.

Kini Annie benar-benar sudah sembuh. Ya, meski ia tidak rutin check-up ke dokter karena tidak ada Armin yang menemaninya.

Dipagi hari yang cerah, mentari bersinar menghangatkan, kicauan burung menari ria diangkasa sana, senyum terukir di wajah para insan yang sedang bersemangat.

Begitu juga dengan Annie. Hari ini ia akan mulai bekerja.

"Annie, apa kau serius akan mulai bekerja hari ini?" Tanya Hitch saat mereka berjalan menyusuri koridor hendak berangkat ke kantor.

"Tentu saja, aku sudah sehat Hitch" jawab Annie antusias. Meski wajah nya tetap datar.

"Tapi dokter menganjurkan mu untuk istirahat beberapa hari lagi" Hitch masih khawatir.

"Aku bosan jika terus di rumah, lagipula...aku ingin bertemu Armin hari ini" seulas senyum terukir di wajah nya.

"Apa yang akan kau lakukan jika nanti sudah bertemu pak Armin?" Tanya Hitch.

"Entahlah" senyum nya mulai pudar.

"Sepertinya aku hanya ingin melihat tanpa menyapa nya. Lagipula, aku hanya karyawan biasa. Aku akan bersikap seperti biasa dengan nya, layak nya seorang bawahan dan bos nya" lanjut Annie menjelaskan.

Ya, Annie kembali menjadi karyawan biasa, karena masa cuti Sasha sudah berakhir beberapa minggu lalu dan kini telah kembali menggantikan Annie sebagai sekretaris Armin.

"Apa kau bisa?" Tanya Hitch meyakinkan.

Annie tersenyum tipis.

"Semoga"

Tak lama mereka menaiki angkutan umum untuk berangkat ke kantor. Selang beberapa menit, akhir nya Annie dan Hitch sudah tiba di kantor.

Jam kerja dimulai, mereka mengerjakan pekerjaan yang di berikan dengan baik.

* * *

Hari sudah siang. Sementara itu, diruangan Armin.

"Hei, bagaimana? Apa kau masih dekat dengan Annie?" Tanya seorang perempuan yang tengah duduk santai di kursi yang berada tepat dihadapan Armin.

"Tidak" ketus Armin.

"Hmm, baguslah. Jadi aku tidak perlu repot-repot memberitahu Zake" ucap nya santai.

"Oh ya, aku membawakan mu makan siang" sembari berdiri dan menyeret Armin agar ikut duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

Armin menurut.

"Aku suapi. Aaaa...?" Satu sendok makanan hendak mendarat di mulut Armin.

"Aku bisa sendiri Pieck" ucap Armin sarkas.

Wanita itu bernama Pieck, adik dari Zake.

"Aku bisa menelpon Zake kapan saja" ancam Pieck.

Armin mendengus kasar. Ia mengalah, kemudian membuka mulut nya dan menerima suapan dari wanita itu.

Aku ingin kamu yang berada di sini, Annie... Batin Armin sesak.

Tak lama suapan terakhir mendarat mulus di mulut Armin, ia telah menyelesaikan makan siang nya. Pieck pun segera memberekan peralatan makan tersebut.

Lalu Pieck hendak ingin memberikan segelas air putih pada Armin, saat ingin menegak air yang disodorkan tangan Piek, tiba-tiba ada suara ketukan pintu yang menginterupsi.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang