2. Pendekatan

1.8K 230 29
                                    


Vote dulu!









Sinar mentari mulai tampak, hangatnya kian terasa, mulai memancarkan senyum untuk semesta. Udara masih bersahabat, sejuknya embun pagi menenangkan saat di hirup.

Semangat para insan mulai membara, bertahan hidup adalah alasan nya. Meski terkadang jalan tak selalu mulus, namun dengan keyakinan yang kuat perjuangan takan terhenti sebelum usai.

Suara hentakan pantofel wanita itu mulai di pelankan ketika ia menginjak area kantor.

Kemeja wanita berwarna putih polos dengan pita di area bawah leher, di padukan dengan celana bahan panjang berwarna hitam, dan tak lupa rambut pirang nya tergerai indah.

Style Annie kali ini formal namun tetap terlihat anggun, meski tetap mempertahan kan wajah dingin nya.

Walaupun Annie baru bekerja di kantor itu selama satu minggu, tapi wanita itu sudah sangat ahli dan cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan yang di berikan kepadanya.

Karena sebab itu lah Annie banyak di perbincang kan di kantor selama beberapa hari terakhir ini.

Dan tidak jarang juga orang yang membicarakan Annie karana iri, merasa tersaingi, apa lagi kini ia banyak di puji oleh atasan-atasan nya. Termasuk si bos Armin.

Namun Annie orang nya tak terlalu mendengarkan apa yang orang lain katakan tentang baik buruk dirinya.

Toh itu hidup dia, takan ada yang benar-benar mengerti selain dirinya sendiri.

~

~

Siang hari...

"Ke ruangan saya sekarang!" Armin memanggil Annie menggunakan telepon kantor untuk meminta wanita itu segera ke ruangan nya.

Tak lama, Annie sampai diruangan Armin dan kini ia sedang duduk di kursi tepat dihadapan Armin duduk.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Annie sopan

"Ya, temani saya makan siang di kafe pinggir kantor"

"Hah?" Annie melongo

"Bukan 'hah' ayo cepat pergi, sebelum jam istirahat nya habis" Segera Armin berdiri melihat ke arah Annie sekilas. Kemudian ia membuka jas nya, melonggarkan dasi dan melipat tangan kemeja nya sampai sikut.

Annie sempat terkagum dengan tampilan bos nya yang seperti itu. Keren. Batin Annie.

"Ta-tapi saya kira anda ingin membahas soal pekerjaan" ujarAnnie sedikit gugup. Hanya sedikit.

"Memang, tapi nanti sambil makan siang. Memang nya kamu tidak lapar?"

Armin menjawab sekaligus bertanya, dan mulai beranjak mendahului Annie meninggalkan ruangan hendak pergi ke sebuah kafe dengan di ikuti Annie di belakang nya.

~

~

Ditengah hiruk pikuk kota, dan matahari yang mulai terik. Mereka berjalan berdampingan menuju kafe yang di maksud.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat tujuan. Mereka segera memesan makanan.

Di tengah acara makan yang hidmat, Annie membuka suara.

"Mengapa anda mengajak saya?"

Seketika Armin menengadah, menatap Annie sekilas untuk menjawab.

"Karena saya ingin" jawab Armin santai dan melanjutkan sesi makan nya.

"Kenapa harus saya?"

"Memang nya kamu tidak mau? Lagipula kan sudah saya bilang ada pekerjaan yang harus kamu selesaikan" lekas Armin menjelaskan.

Padahal sih itu memang keinginan Armin untuk makan siang bersama Annie.

Selang waktu beberapa menit acara menyantap makanan pun selesai, kini mereka tinggal menikmati kopi sebagai penutup.

"Ada banyak berkas 1 bulan lalu yang harus di revisi. Dikarenakan dalam satu minggu ini kamu bekerja dengan sangat baik, maka saya perintahkan kamu untuk mengerjakan revisi itu" Armin menjelaskan.

"Tapi hari ini mungkin kamu akan lembur, karena malam ini harus sudah kamu serahkan pada saya. Saya tunggu" Lanjut Armin tanpa membiarkan Annie menyanggah.

"Baiklah" singkat Annie dengan anggukan.

~

~

Sekembali nya dari kafe, Annie langsung mengerjakan revisi yang pak bos tugas kan, karena sebisa mungkin ia harus mengerjakan nya dengan cepat agar tidak lembur dan dapat pulang tepat waktu.

Hari mulai sore, semua karyawan bersiap-siap untuk pulang. Namun lain lagi dengan Annie, ia masih telaten berkutat dengan pekerjaan nya.

"Annie ayo pulang" suara Hitch menginterupsi.

Annie mendongak melihat siapa yang memegang bahunya dan mengajak nya pulang.

"Ah, Hitch kau pulang duluan saja, kayaknya aku lembur hari ini" Annie menolak ajakan teman nya itu, tentu bukan tanpa alasan.

Ya, selama Annie bekerja di kantor itu, ia sudah mulai punya teman dan salah satunya adalah Hitch. Mereka sudah cukup akrab.

~

~

Sementara itu di ruangan nya, Armin mulai merasa gelisah. Pria itu berkali-kali mengalihkan atensinya pada arloji silver yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya.

Waktu menunjukan pukul sebelas malam, ia merasa bersalah karena telah membuat Annie harus kerja lembur hari ini.

Ya, sejujurnya tentang revisi berkas itu sudah ada orang yang ia pilih untuk mengerjakan nya, dan sudah di setujui. Tapi entah mengapa Armin ingin sekali Annie yang mengerjakan nya.

Tentu saja bukan tanpa alasan, itu karena ia ingin hari ini mengantarkan Annie pulang. Armin ingin jauh lebih dekat dengan Annie.

Hingga suara ketukan pintu membuyarkan lamunan nya.

"Masuk"

Di balik pintu menampilkan seorang wanita berambut pirang dengan wajah yang telah lesu.

"Ini pak, saya sudah mengerjakan semuanya" tangan nya ia ulurkan untuk menaruh tumpukan berkas di meja kerja sang bos.

"Ya, terimakasih"

"Apa boleh saya pulang sekarang?" Tanya Annie.

"Silahkan"

"Terimakasih" Annie mulai berbalik badan dan hendak beranjak pergi dari ruangan itu.

"Eh tunggu" segera Armin mencegahnya

"Kamu pulang naik apa?"

"Bus" Annie menjawab singkat karena sudah terlalu lelah.

"Apa kamu tidak lihat sekarang jam berapa?" Sanggah Armin sambil menujukan jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan nya.

"Jam segini sudah tidak ada bus yang lewat" lanjut nya.

Annie mulai panik, memikirkan bagaimana ia pulang sekarang jika tidak ada bus yang akan menghantarkan nya.

"Eh.." hanya itu yang keluar dari mulut Annie.

"Biar saya yang mengantar mu, ayo" lekas Armin mengambil tas kerja nya dan menarik tangan Annie untuk mengajak nya pulang.

Sesuai rencana...

~

~

~

~

To Be Continued...

💜

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang