49. Ketakutan Annie

906 96 50
                                    

Vote dulu mending:,,








Pagi-pagi buta sekali, Armin sudah terbangun guna membereskan apartemen nya yang sudah seperti kapal pecah akibat ulah pacar nya semalam. Membutuhkan waktu lama hingga mentari mulai nampak dan riuh pikuk perkotaan mulai terdengar. Katanya sekalian bersih-bersih besar-besaran, sudah cukup lama ia tak membersihkan apartemen nya secara keseluruhan. Biasanya hanya menyapu dan mengepel, tapi sekarang Armin membersihkan semua celah sudut ruangan yang ada di apartemen nya hingga tak tersisa butiran debu satu pun, mungkin.

Pikiran nya terus terjutu pada hal tidak terduga semalam. Mikasa, wanita rambut hitam legam itu datang lagi!? Ke hidup Armin, untuk apa? Kenapa mereka bertemu lagi disaat sudah ada Annie yang mendampingi Armin Arlert.

Semoga kedepan nya baik-baik saja.

Di letakan nya benda persegi itu di atas meja di samping cangkir dengan kepulan asap menguar dari teh yang masih panas. Diraihlah gagang cangkir dan satu seruputan keluar dari mulut Armin ketika berhasil menyesap teh nya. Sembari pikiran nya terus mengawang, menimbang-nimbang saran yang di berikan Connie barusan saat saling berbicara via telepon.

'Ajak saja dia liburan, nanti juga mood nya kembali baik. Sekalian kasih kejutan, persiapan yang itu bagaimana, sudah selesai?'

Saran yang di berikan Connie, terus berputar-putar dalam kepala pria bersurai pirang itu.

Apa waktu nya pas?

Apa dia mau?

"Keadaan nya sedang begini, mana mau Annie diajak liburan!?" Pria itu bermonolog sambil kesal pada dirinya sendiri.

"Tapi kalau begini terus, kapan baikan nya!?"

Detik berikut nya Armin mengerang rendah, lalu menghembuskan nafas berat.

Oh, pria itu melupakan sesuatu, segera Armin bergegas ke kamar untuk membangunkan Annie.

"An, Annie...bangun" tangan nya terus menepuk pipi Annie pelan-pelan.

Annie tidak kebo, wanita itu sangat mudah untuk dibangunkan. Sekarang saja, iris biru langit nya sudah nampak setengah. Namun mata kantuk nya masih terlihat, ditambah dengan sembab akibat menangis semalam.

"Bangun sayang" ucap Armin sekali lagi membangunkan.

Wanita itu bangkit, berdiam sejenak sembari mengumpulkan nyawa. Tidak perlu waktu lama, bahkan ingatan nya langsung menangkap kepingan kejadian semalam yang membuat nya kembali sakit hati saat mengingat nya.

Pria di hadapan nya kini telah mengambil duduk di samping sang wanita pirang, meraih tangan nya yang terluka dan melihat-lihat sekitar yang di perban.

"Kita ke dokter ya, takut luka nya jadi infeksi" ajak Armin begitu lembut.

"Kamu berhutang cerita padaku" bukan nya menjawab, Annie malah meminta Armin untuk menceritakan sesuatu.

"Hah?"

"Siapa Mikasa?" Annie to the point.

Hmff...bahas kejadian semalam lagi....

"Kamu 'kan tahu dia mantan kekasih ku" jawab Armin seadanya.

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa kamu putus dengan nya" tanya Annie geram.

"Eh...? Kalau aku tidak putus dengan nya, kamu tidak mungkin ada disini bersamaku"

Jawaban Armin membuat Annie mendengus malas.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang