20. Sunyi

852 104 23
                                    

Disarankan untuk memutar musik yang tertera ya:)
.

.

.

Mentari telah berlalu kepertiduran nya sejak lama, langit malam semakin pekat, tanpa kelipan bintang membuat suasana kian mencekam.

Waktu sudah sangat larut malam, saat nya Armin pulang. Ia merogoh saku celana nya guna mengambil ponsel lalu menghubungi Hitch.

Tak lama telpon tersambung.

Hitch?

Ada apa pak?

Apa Annie sudah tidur?

Ya, dia sudah tidur.

Apa dia sudah makan? Minum obat?

Sudah. Tadi sebelum tidur akhir nya Annie mau makan, tapi sangat sedikit lalu minum obat.

Syukurlah, saya kesana sekarang.


Tanpa menunggu jawaban dari sebrang telepon, Armin langsung menutup sambungan telepon nya secara sepihak.

Ia bergegas keluar kantor menuju Apartemen Annie. Hawa dingin angin malam tak ia pedulikan, kini yang memenuhi pikiran nya hanyalah Annie.

Armin ingin segera melihat Annie, ia rindu Annie.

***

Selang beberapa menit, Armin telah tiba di kediaman Annie. Di depan pintu, ia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskan nya berat.

Dalam kondisi tidak baik, ia harus siap melihat Annie meski tak saling bertukar pandang.

Tok tok tok

Akhir nya tangan Armin memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

Tak lama, di balik pintu menampilkan Hitch.

"Ada apa anda kesini, 'kan Annie sudah tidur" ujar Hitch.

"Tolonglah Hitch, izinkan saya masuk untuk melihat Annie. Saya hanya ingin memastikan Annie baik-baik saja" wajah Armin memelas.

"Annie tidak baik-baik saja, dia terus mengigau menyerukan nama anda" ucap Hitch sedikit ketus.

Karena, jujur saja dia masih sedikit kecewa pada bos nya itu.

Armin tercengang, kemudian menunduk.

Lalu Hitch mempersilahkan Armin masuk.

Hati Armin mulai memanas, tercipta tremor di tubuh nya. Gemetar. Keringat dingin mulai membasahi pelipis nya.

Apakan aku siap. Batin nya seraya menunduk.

Hingga langkah nya terhenti tepat di hadapan pintu kamar Annie, ia menengadah. Netra nya tertuju pada sosok yang tengah terbaring di kasur.

"Annie..." gumam nya parau.

Ia saksikan dari kejauhan, Annie gusar dalam tidur nya.

"Armin..."

"Armin..."

"Armin..."

Di malam yang sunyi. Lirihan itu jelas, menjangkau indera pendengaran Armin.

Hati nya sesak bukan main, kini wanita yang ia rindukan berada tepat dihadapan nya, namun tak bisa ia menjangkau nya.

"Anda tidak masuk?" Suara lain menjangkau telinga nya, ia dapati Hitch tengah berada di samping nya seraya memandang Annie dari kejauhan.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang