32. Kecewa

946 95 45
                                    

3 hari semenjak kejadian malam itu, telah mereka lalui secara masing-masing.

Sejak saat itu, mereka tidak pernah bertemu atau saling bicara kecuali dikantor. Dan itu pun urusan pekerjaan. Tak pernah bertukar pesan, bahkan Armin pun tak pernah lagi mengunjungi apartemen Annie.

Begitupun juga Annie, ia tak pernah menanyakan kabar Armin sedikit pun. Entah apa yang ada di pikiran nya, seharus nya kini ia sedang mati-matian membujuk Armin agar kembali. Bukan malah ikut mencampak kan nya.

Bodoh memang.

Selama 3 hari itu, Armin terus menunggu. Apakah Annie akan memperjuangkan nya atau tidak.

Ternyata...

Dan jelas Armin tidak tahan dengan situasi itu. Marah, kecewa bahkan rindu, semua nya bercampur menjadi satu.

Hari ini ia tidak lembur. Dan sore ini, berencana untuk menemui Annie. Terserah apa yang akan terjadi nanti, yang penting dia bisa menemui Annie. Memperjelas semua nya. Begitu pikir Armin.

Waktu menunjukan pukul 17.00. Semua karyawan telah pulang, hanya tinggal beberapa orang saja yang memang di beri pekerjaan tambahan.

Saat keluar dari ruangan, Armin mendapati Hitch yang sedang beranjak berdiri seraya menggaitkan tas pada bahu nya. Wanita itu hendak pulang.

Armin segera menghampiri Hitch.

"Hitch" panggil nya

Hitch menoleh.

"Kamu pulang sendiri?" Tanya Armin seraya menyamakan langkahnya agar sejajar dengan Hitch.

Lalu mereka berjalan beriringan.

"Iya" singkat Hitch.

"Annie kemana? Kenapa tidak pulang bersama saja?"

"Hari ini, kebetulan saya pulang telat. Jadi Annie sudah duluan pulang" jawab wanita bersurai karamel itu.

"Dia pulang sendiri?" Tanya Armin lagi.

"Tidak"

Mendengar jawaban Hitch, mata Armin membola.

"Kata nya dia pulang dengan teman nya. Kalau tidak salah nama nya...Re-reiner. Iya itu" lanjut Hitch apa adanya.

Armin mendengus kasar.

"Dia lagi" gumam nya.

"Memangnya, Annie tidak mengabari anda?" Kini Hitch yang bertanya.

"Sudah 3 hari, kami tak saling mengabari" jawab Armin lesu.

"Eh, kenapa?"

"Entahlah"

Hening...

"Oh Hitch, pulang dengan saya saja" tawar Armin.

"Eh, tidak perlu. Saya bisa naik bus" jawab Hitch seraya melambai-lambai kan tangan nya tanda menolak.

"Biar sekalian. Saya mau ke tempat Annie"

"Memang nya tidak apa saya ikut?"

"Tidak. Ayo"

Lalu mereka bergegas menuju mobil Armin dan segera menuju tempat tujuan.

***

"Kau mau minum apa?" Tanya Annie saat menawari tamu nya minuman.

"Apa saja" singkat Reiner.

"Yasudah, aku buatkan teh ya?"

"Boleh"

Langsung saja Annie melenggang ke dapur untuk membuat teh, sementara pria itu tengah duduk santai di sofa apartemen Annie.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang