9. Hampir

1.3K 180 28
                                    


Vote dulu ya!!!








Hari semakin gelap, matahari telah berlalu keperuntukan nya. Rasa dingin mulai menjalar.

Armin tetap setia menunggu Annie membuka mata nya, tanpa melepaskan genggaman pada tangan Annie.

Hingga Armin tertidur disana, karena kegelisan di hatinya membuat lelaki itu capek sendiri.

Begitupun juga Hitch. Wanita itu kini terlelap di sofa yang ada di ruangann Annie dirawat.

Waktu menunjukan pukul 21.15, Annie tak kunjung bangun.

Hingga Hitch mulai terbangun, dan mendapati Annie yang belum sadarkan diri. Dengan Armin yang masih setia menggenggam tangan Annie meski sedang terlelap.

"Ternyata Annie belum sadar juga ya" monolog Hitch seraya berdiri hendak menuju toilet.


***


Jari telunjuk nya bergerak, kelopak matanya perlahan mengerjap meski belum terbuka. Satu detik, dua detik, netra itu terbuka. Menampilkan iris mata biru langit cerah. Menyernyit, mencoba menyesuaikan dengan intensitas cahaya di sekitar nya.

Annie telah sadar, bola mata nya ia putar, mencoba menebak di mana ia sekarang.

Hingga merasa bahwa tangan nya ada yang menggenggam, ia menoleh. Mendapati pria bersurai pirang tengah terlelap di samping nya.

Apa aku di rumah sakit?. Batin Annie, wanita itu sadar akan keberadaan nya.

"Pak Armin?" Annie bermonolog pelan.

Hingga Hitch berada di ambang pintu, rupanya wanita itu sudah kembali dari toilet.

Annie menoleh pada pintu yang terbuka, dan mata nya menangkap sosok Hitch disana.

Netra mereka saling bertemu. Hitch terkejut sekaligus senang, akhirnya teman nya itu sadarkan diri juga.

"Annie" Hitch berlari kecil menghampiri Annie.

Syutt. Annie menaruh jari telunjuk nya di depan mulut nya sendiri.

"Jangan berisik, dia sedang tidur" Annie mengingatkan seraya mata nya melihat ke arah Armin agar teman nya itu mengerti.

"Maaf, habis nya aku senang. Akhir nya kau bangun juga" Hitch memelankan suara nya.

Annie tersenyum.

Lalu tangan yang satu nya ia arahkan untuk mengelus rambut Armin perlahan.

"Kau tau, dia sangat mengkhawatirkan mu Annie" Hitch melanjutkan, suara nya setengah berbisik.

"Dan aku juga, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu" Hitch tertunduk.

"Terimakasih Hitch. Karena kau sudah mau repot-repot menunggu ku dan mencemaskan ku. Maafkan aku" Annie merasa bersalah.

"Apa maksud mu Annie, aku ini teman mu. Jangan bicara seperti itu, melihat mu sadar saja aku sudah sangat senang. Ini sama sekali tidak merepotkan, kau ingat itu" teman Annie itu bertutur panjang lebar seraya tersenyum hangat.

Armin yang merasa terganggu dengan suara bisik-bisik seperti ada orang yang berbincang pun akhirnya terbangun.

Ia mulai mengumpulkan kesadaran nya, tanpa mengangkat kepala sedikit pun.

"Ah, seperti nya aku ketiduran"

"Maaf. Perbincangan kami membangun kan anda ya?" Suara familiar itu menjangkau telinga Armin.

Armin terkejut.

Segera ia mengangkat kepala nya dan menoleh, mendapati wanita yang sedang terbaring itu kini sadarkan diri.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang