12. "Anniiee...."

1.7K 165 29
                                    

Vote dulu, baru baca!








Waktu menunjukan pukul 04.05. Masih pagi buta, tapi Annie terbangun dari lelap nya.

Saat membuka mata, ia temukan dirinya berada dalam rengkuhan sang pria yang membuat nya nyaman. Kehangatan dari dekapan nya tersalurkan begitu sempurna.

Armin masih tidur, Annie mendongak. Melihat wajah Armin yang tampan.

Aku suka wajah polos mu saat tidur. Batin nya.

Rasanya enggan untuk membangunkan nya. Sembari tangan nya menyentuh pelan wajah pria itu, lalu netra nya turun ke bawah, melihat bibir Armin. Bibir yang tadi malam saling sapa dengan bibir nya.

Kemudian ibu jari nya mengelus pelan gumpalan daging itu. Annie mendekat, mengecup bibir Armin pelan, takut membangunkan nya.

Mata nya ia pejamkan, tentu saja Armin tidak merespon ciuman nya. Hingga mata nya terbuka kembali, dan terkejut. Sangat.

Kini mata nya terbelakak saat netra nya bersitatap dengan netra Armin yang barusan ia lihat masih tertutup. Ya, Armin terbangun.

Sontak Annie melepaskan kecupan nya.

"Kamu sedang apa?" Suara Armin serak, khas bangun tidur.

"Ah, ma-maaf membangunkan mu" Annie gelagapan.

"Aku tanya, kamu sedang apa?"

"Saya hanya-"

" 'saya' terlalu formal. Bilang 'aku' " Armin menjeda.

"A-aku hanya-" lagi-lagi ucapan nya terpotong.

"Menciumku?"

Annie tak dapat menjawab, ia sembunyikan wajah nya pada dada Armin. Ia sangat malu, karena tertangkap basah sedang mencium Armin.

"Kenapa tidak di bangunkan saja, kalau ingin-"

"Syuttt...jangan di lanjutkan" Annie menghentikan seraya mencubit perut Armin pelan.

Armin terkekeh kecil, saat melihat tingkah Annie yang malu-malu begitu.

"Kamu terbangun?" Seraya melihat jam yang melingkar di tangan nya, yang belum sempat ia lepaskan sepulang kerja.

Annie mengangguk.

"Ayo tidur lagi, ini masih pagi buta" seraya mengusap rambut Annie lembut.

"Aku tidak ngantuk" Annie menggeleng.

"Tapi aku masih ngantuk"

"Yasudah tidur lagi sana" Annie mendongak dan kini wajah nya tak bersembunyi lagi.

"Tidak apa?"

Annie mengangguk, karena ia mengerti bahwa Armin sangat kelelahan setelah pulang dari kantor larut malam, dan lagi dia sampai tidak pulang ke apartemen nya.

"Kalo kamu ngantuk, menyusul ya" seraya meraih dagu Annie dan mencuri cium singkat dari bibir Annie.

Annie tersenyum, begitupun juga Armin.

Lalu ia mulai memejamkan mata dan kembali terlelap.

Sementara itu, Annie hanya ingin merasakan dekapan itu secara sadar, ia tak ingin melewatkan nya.

***

Di saat mentari menyapa, hangat dan sinar nya masuk lewat celah-celah gorden. Armin mulai terbangun. Kini sudah jam enam pagi. Dan saat ia menoleh pada Annie, kelopak mata Annie ia dapati sedang tertutup.

History [AruAni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang