NAMA Scorpio kembali dipanggil untuk naik ke atas panggung sekolah. Yap, dipenghujung kelas sebelas, Scorpio kembali diumumkan sebagai juara pertama di angkatannya. Tentu saja hal itu membuat semua siswa-siswi SMA Wardhana memberikan tepuk tangan yang super meriah.
Scorpio pun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju panggung yang berada di tengah halaman. Perasaannya saat ini benar-benar senang, ia tak menyangka jika dirinya bisa kembali mendapatkan ranking satu di semua angkatan. Mungkin ini hadiah yang pantas gadis itu dapatkan, setelah belajar mati-matian selama setahun penuh.
"Gila temen-temen gue, pinternya emang ga ada habisnya!" seru Nera ketika Scorpio telah turun dari panggung dan menghampiri mereka.
"Vanna juga mantap banget!" Mori memuji Vanna yang berjalan di belakang Scorpio. "Juara dua umum gila! Lompatin ranking berapa murid itu."
"Bentar lagi bisa nih nyalip Scorpio." Nera menyenggol pelan lengan Vanna untuk menggoda gadis itu.
Sementara Vanna hanya berusaha mengulum senyumnya karena saking senangnya. Ini pertama kalinya ia naik panggung saat kenaikan kelas, dan ternyata rasanya sebahagia ini.
"Selama ya, Van," ucap Scorpio.
Vanna tersenyum ke arah Scorpio. "Iya, lo juga ya."
"Selamat juga ya, Ner," ujar Mori.
"Iya. Lo juga," balas Nera.
Hal itu membuat mereka sama-sama tertawa. Percakapan keempatnya pun mulai mengalir. Dari membahas gosip terbaru yang dibeberkan Nera, sampai ke rencana liburan kenaikan kelas.
Di saat mereka sedang asik dengan pembicaraan mereka, tiba-tiba saja dari belakang Scorpio datang seorang laki-laki dengan rambut berwarna coklat. Lelaki itu berjalan tepat ke arah Scorpio.
"Pyo." Mori menepuk-nepuk tangan Scorpio saat menyadari seseorang yang mendekat ke arah temannya.
"Hah? Kenapa?" tanya Scorpio.
"Di belakang lo," ucap Nera dan Mori secara bersamaan.
"Ap—" Ucapan Scorpio terhenti saat tubuhnya berbalik dan menangkap sosok Leo yang sedang berdiri tepat di hadapannya.
Leo tersenyum ke arah Scorpio. "Selamat ya," ucap lelaki itu sambil menggaruk tengkuknya kikuk.
Untuk pertama kalinya Leo kembali berbicara padanya setelah kejadian malam itu. Dan itu benar-benar sesuatu yang mengejutkan. Scorpio pikir Leo akan menjauh darinya selamanya.
"Kok diem? Gue ... aneh ya?" tanya Leo bingung. "Duh, lama ga ngomong sama lo jadi buat gue grogi," ujar Leo. "Jangan diliatin terus dong, gue tambah grogi nih!"
Senyum Scorpio akhirnya terbit di bibir gadis itu. Entah kenapa hal ini membuatnya menjadi berkaca-kaca. "Le ..." panggil Scorpio. "Makasi ya," ucap gadis itu.
"Sama-sama, Pyo." Leo membalas senyum gadis di hadapannya.
Senyum itu adalah awal yang baru untuk hubungan mereka.
[] [] [] []
Thank you so much untuk budak barbar yang udah setia ngikutin cerita ini. Dari yang awalnya rajin update, terus slow update, terus rajin update lagi ampe sehari banyak chapter, but setelahnya sebulan ga update. Pokoknya kalian terbaik💖
Maaf kalau misalnya selama baca cerita ini aku pernah ada salah kata dan buat kalian sakit hati. Maaf juga kalau cerita ini mengecewakan buat kalian, tapi ini adalah akhir terbaik yang bisa aku tulis.
Makasi buat kalian yang udah ngehargain cerita ini dengan cara vote dan spam comment, itu bener-bener berharga buat aku💖
Selanjutnya bakalan ada satu extra part. Tungguin aja ya, bakalan aku publish secepatnya.
Selamat malam. Dan jangan lupa vomment. Aku mau 300 comment bisa kah?
14-02-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Descendants Of The Mafia
Teen FictionAbstrax Series [4] : Jhoseptian Leondara "Kita saling jaga rahasia aja! Lo tutup mulut, gue juga!" "Ogah." Leo menolak ajakan gadis itu dengan cepat. "Lo lupa kalau gue juga tahu rahasia lo?" Scorpio menatap nyalang ke lelaki di hadapannya itu. "Me...