ES dari minuman yang dipesan oleh Scorpio sudah mencair sejak tadi, membuat minumannya terlihat lebih bening dari sebelumnya. Bukannya meminum minuman tersebut, Scorpio malah masih asik dengan soal-soal yang ada pada bukunya.
"Tra, nomor dua C kan?" tanya gadis itu.
Gatra yang sejak tadi duduk di hadapan Scorpio pun mengangguk. Tak jauh beda dari Scorpio, Gatra juga terlihat sangat fokus mengerjakan soal matematika yang ada.
Beginilah jadinya jika anak ambis ditinggal berduaan. Pasti ujung-ujungnya pembahasan mereka tak jauh dari pelajaran dan rumus matematik. Uh, sangat membosankan.
Dari pintu kafe, seorang laki-laki datang mendekat ke arah meja Scorpio dan Gatra. Lelaki itu tak lain tak bukan adalah Leo. Tanpa permisi Leo langsung duduk di sebelah Scorpio, mengambil gelas minuman milik gadis itu dan langsung meminumnya.
"Minuman apaan nih, hambar bat," ceplos Leo asal.
Scorpio yang duduk di sebelah Leo pun langsung memukul lengan lelaki itu, "ngawur banget kalo ngomong," omel gadis itu.
"Ya maap," ucap Leo. "Kalian ngapain belajar anjing, kita janjian ke sini kan buat seru-seruan!"
"Abis lo kelamaan datengnya," ujar Scorpio sembari kembali mengerjakan tugasnya.
"Udah ah males gue!" Leo seketika memasang wajah bete.
Gatra pun akhirnya menghentikan kegiatannya. Lelaki itu menatap ke arah Leo, "abis dari mana?"
Leo melepas sarung tangan hitam yang masih terpasang di tangannya. "Biasalah, nganterin cewek gue pulang dulu," ujar Leo.
"Cewek baru lagi?" tanya Gatra.
Leo mengangguk, "tau aja bang."
Scorpio menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan. "Tiap hari gonta-ganti cewek terus, ga bosen?"
"Kaga lah. Enak malah!"
"Dulu aja bilangnya suka banget sama gue, gabisa suka selain sama gue. Eh ga nyampe sebulan udah gonta ganti cewek terus," dengus Scorpio.
Leo terkekeh, "cemburu ya mba?" ledek lelaki itu. "Siapa suruh dulu sosoan gamau sama gue, sekarang gue udah sama yang lain, nyesel dah lu!"
Scorpio memutar bola matanya malas, "yakali cemburu, gue kan masih punya Gatra. Ya ga Tra?" Gadis itu menatap ke arah Gatra untuk mendapatkan dukungan.
Gatra tertawa pelan, "iya, Pyo," ucap Gatra. "Udah gausah gangguin Pyo lagi, cewek lo udah banyak. Scorpio punya gue aja," ujar Gatra enteng.
Leo mendelik, "Piyo milik bersama, gabisa diklaim-klaim begitu!"
"Iyain biar seneng," ucap Scorpio.
"Oh iya, gue mau pamer!" Leo menatap kedua temannya dengan wajah yang sumringah.
"Apaan?" tanya Gatra.
"Kalian pasti bakalan kaget liat ini!" Leo tiba-tiba membuka topi hitam yang ia pakai sehingga menampakkan rambutnya yang berwarna abu-abu.
Seketika itu Scorpio mendelik, "gila lo ya?" Scorpio menarik leher lelaki itu, menundukkan kepala Leo di hadapannya. "Warna abu? Yang bener aja!"
"Bagus kan?" Leo mendongak ke arah Scorpio sambil tersenyum dengan wajah polosnya.
Sekatika itu Scorpio langsung menabok kepala Leo, "bagus pala lo! Udah kaya kakek-kakek cabul tau ga sih?"
"Masa dah? Perasaan Claire bilang cocok banget di gue warnanya," ujar Leo.
"Claire siapa?" tanya Gatra. "Oh, cewek yang di klub semalem?"
Leo mengangguk, "yang body nya mantep itu," ucap Leo. "Tau ga, Pyo. Gatra ampe sosoan modus ke Claire semalem, saking cakepnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Descendants Of The Mafia
Teen FictionAbstrax Series [4] : Jhoseptian Leondara "Kita saling jaga rahasia aja! Lo tutup mulut, gue juga!" "Ogah." Leo menolak ajakan gadis itu dengan cepat. "Lo lupa kalau gue juga tahu rahasia lo?" Scorpio menatap nyalang ke lelaki di hadapannya itu. "Me...