[18] Brawijaya

11K 1.3K 343
                                    

EKHM EKHM

JADI TU AKU MAU NGASI TAU KALIAN SESUATU. KALAU MULAI SEKARANG TU AKU GAMAU DIPANGGIL DENGAN EMBEL-EMBEL 'KAK' ATAU 'KAKAK' CUKUP PANGGIL PING ATAU PINGE AJA.

KENAPA? KARENA KALAU PAKE EMBEL-EMBEL GITU TU RASANYA KAYA SOPAN BANGET, TERUS AKU NGERASA KAYAK ADA JARAK GITU, JADINYA CUKUP PANGGIL PING. LAGIAN AKU JUGA GA TUA-TUA BANGET KOK GAES, MASIH KELAS 3 SMA, JADI SANTUY AJA LAH YA.

OKE SEKIAN, JANGAN LUPA BUAT PENCET TOMBOL BINTANG TERUS SPAM KOMEN DI SINI! KALAU BISA DI SETIAP PARAGRAF YA🥺

[] [] [] []

DESCENDANTS OF THE MAFIA
"Aku ingin memiliki sosok ayah, seperti kalian."

[] [] [] []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[] [] [] []

LEO melemparkan badannya ke sofa secara kasar, membuat Rey yang sedang makan mie kuah jadi terciprat kuah mie. "Bangke, mata gue!" teriak Rey. Lelaki itu menaruh mangkuk mie nya asal dan buru-buru lari ke wastafel dapur untuk mencuci muka. "Bangsat lu Le!" umpat Rey dari dapur.

Leo malah tak memperdulikan hal itu. Pikirannya masih tertuju pada kejadian di laboratorium tadi. Kenapa sih Leo bisa jadi setertarik ini dengan Scorpio? Padahal kan Scorpio bukan gadis yang istimewa. Badan biasa-biasa saja, muka cakep tapi pasaran, ya kaya gadis pada umumnya sih. Cuma galaknya aja yang rada overdosis.

"Eh markonah!" panggil Rey pada Leo saat balik dari dapur. Matanya terlihat peceng sebelah dengan muka yang basah karena terkena air.

"Chel, kira-kira gue bisa ga kalo join olimpiade kimia?" tanya Leo secara tiba-tiba kepada Marchel yang sejak tadi duduk di sampingnya.

"APAAHH?!?!?!" Rey berpose terkejut dengan telapak tangan menutup mulutnya. "Sarap ni bocah," ujar Rey sambil geleng-geleng kepala.

Leo berdecak, "sibuk banget lo," ujar Leo kesal karena reaksi Rey yang berlebihan.

"Idih, idih, ngambekan lu," ujar Rey lalu kembali duduk di sebelah Leo untuk melanjutkan kegiatan makannya.

"Gimana Chel?" tanya Leo.

Marchel yang saat itu sedang sibuk dengan laptopnya pun menoleh ke arah Leo. "Gini Le," ujar Marchel. "Bukannya gimana-gimana, cuma ya gitu."

"Apaan bukannya gimana-gimana, cuma gitu?" Leo mengulangin perkataan Marchel yang tidak jelas itu.

"Logika nya ae udah kaga masuk akal," sahut Mike dengan muka tanpa dosa yang membuat Leo ingin menampol wajahnya.

Descendants Of The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang