Tiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget.
Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget.
Sequel of Untitled | Chika-Mira
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mira!"
Mira yang sedang berdiri di dekat ruang OSIS menoleh, dia lalu tersenyum ke arah orang yang tadi memanggil namanya. "Kenapa Niel?"
Orang itu menggeleng beberapa kali, kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam tas.
"Enggak, gue cuman mau ngasih ini." Oniel, gadis itu mengulurkan sebatang coklat ke arah Mira, membuat Mira langsung mengerutkan dahi.
"Buat apaan?" tanya Mira heran, tumben-tumbenan sekali temannya ini tiba-tiba memberinya coklat.
"Gapapa, pengen aja. Nih."
Masih dengan sedikit ragu Mira akhirnya menerima coklat itu. "Makasih."
Oniel mengangguk. "Oke, gue duluan, ya," pamitnya kemudian berjalan melewati Mira.
Setelah kepergian Oniel, Mira masih terdiam di sana dengan menatap coklat yang sudah berada di tangannya itu. Hingga dia tidak sadar kalau Chika baru saja keluar dari ruang OSIS dan berjalan ke arahnya.
Sama seperti biasanya, dengan senyuman lebar Chika berjalan menghampiri Mira. Tapi begitu melihat arah pandang Mira, ekspresi wajahnya langsung berubah datar.
"Coklat dari siapa?"
Mendengar itu Mira terkejut, dia langsung menatap Chika dengan kedua mata yang melebar. "Kaget. Sejak kapan lo di sini?" tanyanya sembari mengusap-usap dadanya pelan.
"Baru aja." Chika menatap Mira sekilas sebelum kemudian kembali menatap ke arah coklat itu lagi. "Dari siapa?"
"Ini?" Mira mengangkat coklat yang dia genggam dan dijawab anggukan oleh gadis itu.
"Dari Oniel."
"Buat apa?"
"Gak tau. Dia tiba-tiba ngasih coklat, ya udah gue terima aja," jawabnya santai, padahal Chika sedang menatapnya penuh curiga.
Pandangan Chika semakin sinis dengan bibirnya sedikit mengerucut, tapi Mira sepertinya tidak menyadari itu, gadis itu masih dengan santainya berdiri di sana.
Tangan Mira menengadah, telapak tangannya dapat merasakan kalau rintik-rintik air hujan mulai turun.
"Gerimis Chik, pulang sekarang aja yuk."
Tapi Chika tidak bergerak sama sekali, gadis itu hanya diam di tempatnya.
"Ayo," ajak Mira lagi, kini tangannya bergerak menggenggam tangan Chika dan menariknya pelan menuju parkiran sekolah.
Chika berdecak kesal, memang pacarnya ini kadang susah banget pekanya. Dengan masih kesal dia menutup pintu mobil cukup keras, menimbulkan bunyi yang lebih keras daripada biasanya. Sekalian memberi kode kepada Mira kalau Chika tidak suka dengan perbuatan Oniel tadi, tapi sepertinya sia-sia saja, karena Mira tampaknya masih belum peka juga.