Chika baru saja sampai di rumah. Dia lalu melirik jam dinding yang berada di kamarnya, di sana sudah menunjukkan pukul 9 malam. Mungkin ini kali pertama Chika pulang semalam ini. Seingatnya dia selalu pulang di bawah jam 7, karena memang Mamanya selalu menyuruh Chika untuk berada di rumah ketika malam tiba.
Sebenarnya Chika sudah berencana untuk pulang jam 5 sore tadi. Tapi Mira benar-benar kekeuh tidak mau ditinggal dan terus-menerus menahan tangannya. Hingga akhirnya Chika mengalah dan memilih untuk menemani gadis itu lebih lama lagi.
Mira memang seperti itu, dia kalau sedang sakit pasti akan berubah 180 derajat dari biasanya. Gadis itu pasti akan berubah sangat manja, sedikit sensitif, dan tidak bisa ditinggal. Sampai-sampai tadi Chika harus menunggu Mira tertidur agar bisa lepas dari genggaman tangan gadis itu dan pulang ke rumah.
Kekehan Chika terdengar, dia menggeleng beberapa kali saat bayangan raut wajah manja Mira tiba-tiba terbayang di otaknya. Kakak kelasnya itu terlihat seperti anak kecil yang tidak mau ditinggal oleh ibunya, dan hal itu membuat Chika merasa gemas sendiri.
Selesai dengan lamunannya, Chika lalu berjalan menuju kamar mandi. Tapi langkah kakinya terhenti ketika ponsel yang baru saja dia taruh di atas nakas berbunyi. Dia lalu merubah arah langkah kakinya kembali menuju sumber suara dan mengangkat panggilan masuk itu.
"Kenapa, Git?"
"Lo kenapa gak masuk?"
"Oh, gue abis nemenin Kak Mira."
"Ha? Lo udah baikan sama dia?"
Chika refleks mengangguk kecil. "Iya."
Setelah itu, tidak terdengar lagi balasan dari Gita. Gadis itu terdiam selama beberapa detik dan hanya terdengar deru napasnya yang bergerak teratur.
"Git—"
"Lo kenapa sama dia lagi sih, Chik? Dia udah nyakitin lo."
Chika menghela napas ketika mendengar nada bicara Gita yang sedikit tajam. "Dia lagi sakit," jawabnya sembari duduk di tepi tempat tidur.
"Tetep aja. Emang harus lo banget gitu yang nemenin?"
"Mamanya lagi keluar kota, dan di rumahnya kosong gak ada orang."
"Tapi dia kan punya temen, kenapa gak temennya aja yang nemenin?"
Ucapan Gita yang semakin lama semakin naik itu membuat Chika mengernyit heran. "Bentar deh, kenapa kesannya lo kayak ngelarang gue, ya?"
"Gue gak suka ngelihat lo sama dia. Jauhin aja bisa gak sih?"
"Git, kita belum jadian! Gue belum nerima lo, jadi lo gak berhak buat ngelarang gue. Gue mau ngapain aja juga terserah gue!" balas Chika tegas. Dia tidak suka jika ada yang mengatur apapun yang dia lakukan. Terlebih sampai melarangnya untuk dekat dengan orang yang dia sayangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akrasia | Chika-Mira [END]
FanfictionTiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget. Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget. Sequel of Untitled | Chika-Mira CERITA INI HANYA KARANGAN DAN FIKSI SEMATA. JADI TOLO...