Tiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget.
Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget.
Sequel of Untitled | Chika-Mira
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejak menjalin hubungan dengan Mira, tidak banyak yang berubah dari aktivitas sekolah yang Chika jalani. Hanya satu yang berubah, kalau biasanya jam tiga sore Chika sudah berdiri di depan gerbang menunggu jemputan. Kini dia jadi lebih sering pulang pukul lima sore. Iya, dia memilih untuk menunggu Mira selesai dengan eskul basketnya sebelum kemudian pulang bersama.
Sebenarnya kelas 12 sudah tidak wajib mengikuti ekstrakulikuler, tapi Mira sendiri kekeuh untuk tetap ikut. Namanya juga hobi, mau bagaimana lagi? Chika juga tidak keberatan kalau harus menunggu sampai selesai, karena Mira juga biasanya selalu menunggunya jika dia sedang ada rapat OSIS.
Di bangku yang berada di pinggir lapangan, Chika tengah terduduk sembari memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosan. Sesekali dia mengangkat kepala, melihat keberadaan Mira yang masih asik mendribble bola di tengah lapangan sana.
Chika tersenyum, sejak beberapa bulan lalu dia marah-marah karena saat eskul Mira selalu memakai baju basket yang tidak ada lengannya, sejak saat itu pula Mira selalu memakai daleman kaos pendek ketika sedang eskul.
"Bucin banget emang pacar gue," gumam Chika pelan, pandangan matanya masih setia mengikuti setiap langkah kaki Mira bergerak.
Angin sepoi-sepoi bertiup, menerbangkan surai panjang Chika yang dia biarkan terurai. Cukup dapat menyejukkan suasana yang sedari tadi terasa panas.
Tiba-tiba Chika merasakan bangku di sebelahnya diduduki oleh seseorang, membuat perhatiannya teralih. Dia lalu menoleh, menatap gadis berbaju basket yang sedang meminum minumannya itu dengan tatapan heran.
Merasa diperhatikan, gadis itu juga ikut menoleh ke arah Chika. Dengan senyuman manis dia ulurkan tangannya.
"Hai, kenalin gue Brielle."
Masih dengan tatapan heran, Chika menatap bergantian wajah dan tangan Brielle yang masih setia terulur ke arahnya.
Baru saja tangannya akan terangkat membalas uluran tangan Brielle, tapi tiba-tiba sebuah tangan lain malah terlebih dahulu menyambut uluran tangan gadis itu, membuat Chika kaget.
Dia lalu mengangkat kepalanya, melihat lebih jelas siapa orang yang sedang berdiri di depannya itu, dan detik berikutnya senyum Chika langsung terpatri.
"Mira, pacarnya."
"Eh!"
Mira tiba-tiba muncul entah dari mana. Brielle yang menyadari itu langsung cepat-cepat menarik tangannya lalu berdiri. Dia menatap Mira dengan tatapan kaget, takut, tidak enak, semua jadi satu.
"Sorry-sorry, Kak, gak tau," ucapnya sembari menggaruk kepala belakang dan sedikit menunduk.
Sedangkan Mira masih menatap Brielle dengan pandangan tidak bersahabat, membuat bulu kuduk gadis itu terasa berdiri semua. Ya, gimana gak takut. Brielle baru saja beberapa hari mengikuti eskul basket, tidak lucu kalau dia menjadi bulan-bulanan karena berani mengajak pacar kakak kelasnya itu untuk berkenalan.