Part 21

2.4K 293 109
                                        

Pagi hari ini langit terlihat mendung dengan angin berhembus cukup kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari ini langit terlihat mendung dengan angin berhembus cukup kencang. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi tapi Mira masih sibuk mencari-cari kertas dan pulpen. Di sebelahnya ada sebuah boneka anak ayam berwarna kuning yang sempat dia beli ketika dia menemani Oniel ke mall dua minggu yang lalu. Entah kenapa begitu melihat boneka itu, Mira langsung teringat pada sosok Chika.

Sejak Chika mengungkapkan uneg-unegnya satu minggu yang lalu, sejak itu pula Mira sebisa mungkin kembali memperhatikan gadis itu. Dia tidak ingin kalau sampai Chika merasa terabaikan dan membuat gadis itu overthinking lagi.

Setelah menemukan benda yang dia cari, Mira kemudian terdiam sejenak. Memikirkan kata-kata yang akan dia tuliskan di atas kertas, kata-kata yang mungkin bisa membuat suasana hati Chika menjadi lebih baik.

Sepuluh menit kemudian dia selesai, Mira lalu melipat kertas itu dan memasukkannya ke dalam paper bag yang di dalamnya sudah ada boneka tadi.

Merasa tidak ada yang tertinggal, dia kemudian berjalan keluar kamar dengan menenteng paper bag dan tasnya. Lima menit yang lalu, Mira sudah memesan ojek online untuk mengantar paket itu ke rumah Chika. Kalau dia sendiri yang mengantar, pasti Mira akan terlambat ke sekolah, karena lima belas menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Saat dia berjalan keluar, seorang laki-laki dengan jaket hijau tengah berdiri menunggu di depan pintu. Dengan segera Mira mendekati laki-laki itu dan mengulurkan paper bag yang sedari tadi dia bawa. "Tolong anterin ke jalan Anggrek nomor enam ya, Pak. Sesuai sama alamat yang udah saya tulis tadi. Kalo ditanya dari siapa, bilang aja suruh lihat surat yang di dalam paper bag."

"Oh iya, Mbak, siap. Saya bawa ya, Mbak?"

Mira mengangguk, membiarkan supir ojek online itu untuk mengantarkan barangnya. Setelah itu dia berjalan masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Mobil berwarna putih itu menembus jalanan dengan kecepatan sedang, sesekali tangannya yang berada di atas kemudi bergerak mengetuk beberapa kali mengikuti alunan lagu yang sedang dia dengarkan.

Beberapa menit kemudian dia akhirnya sampai di sekolah tepat dua menit sebelum bel masuk berbunyi. Dengan cepat Mira turun dan berjalan setengah berlari menuju kelasnya yang berada di lantai tiga.

Ara yang sedang menyiapkan buku tersentak kaget begitu bangku di sebelahnya tiba-tiba ditarik disusul dengan suara napas Mira yang memburu. Dia mengerutkan dahi heran.

"Abis dikejar Satpol PP lo?"

Masih dengan napas tersengal-sengal, Mira menggeleng. "Abis lari dari lantai satu ke sini."

Tawa Ara terdengar cukup kencang, untung saja keadaan kelas sedang ramai, jadi suara tawa gadis itu teredam dan tidak membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Perlahan tawa Ara berhenti, dia lalu teringat sesuatu. Tangannya terulur untuk mengambil kotak bekal yang berada di dalam laci meja lalu memberikannya pada Mira. "Tadi Oniel ke sini nyariin lo, tapi lo belom dateng. Terus dia nitipin ini."

Akrasia | Chika-Mira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang