Tiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget.
Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget.
Sequel of Untitled | Chika-Mira
CERITA INI HANYA KARANGAN DAN FIKSI SEMATA. JADI TOLO...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mira baru saja keluar dari kamar mandi bersamaan dengan ponselnya yang bergetar beberapa kali. Ia meraih ponsel itu dan membawanya menuju tempat tidur.
Di sana, dua pesan dari Chika terpampang di layar. Dengan segera dia membuka pesan itu dan membalasnya.
/Chika/
Ka
Kamu lagi ngapain?
Gak ngapa-ngapain
Kenapa?
Gapapa
Pengen cerita-ceritaaa
Ya tinggal cerita aja
Tapi bingung mau cerita apaan
Lah? Gimana sih?
Aku pengen main ke rumah Ka Ara lagi deh Ka
Balasan dari Chika membuat dahi Mira otomatis berkerut.
Mau ngapain coba?
Ya gapapa, pengen aja
Sama Fiony juga
Ntar kita main, nonton film bareng
Pasti seru deh
Kalo gue gak mau gimana?
HARUS MAU LAH
Kalo gak mau aku ngambek satu bulan 😤
Dia terkekeh pelan. Selalu. Chika akan selalu mengancam seperti itu jika Mira tidak mau mengikuti kemauannya. Tapi itu hanya ancaman semata, karena ketika Mira tidak menuruti pun, gadis itu tidak pernah mendiaminya sampai sebulan, paling hanya beberapa menit.
Ya udah ngambek aja sana
Tepat setelah Mira mengirim pesan itu, tampilan ponselnya tiba-tiba berubah. Dan nama Oniel terpampang di sana. Dia terdiam sejenak dengan dahi yang lagi-lagi berkerut, sebelum kemudian menggeser icon warna hijau pada layar.
"Ya?"
"Lo lagi sibuk gak?"
"Enggak, kenapa?"
"Gapapa, gue cuman pengen ngobrol aja."
Kernyitan di dahi Mira semakin dalam, dia merasa ada yang aneh dengan gadis itu. Telinganya tidak hanya mendengar suara Oniel yang sedang berbicara, tapi juga suara orang bertengkar yang cukup keras, cukup membuat suara Oniel sedikit teredam.