Ponsel Chika berdering tepat saat dia akan membuka pintu kamar. Dia melirik sekilas layar ponsel yang masih menyala lalu meraih benda itu dengan mengerutkan dahi.
Di sana tertera panggilan telepon dari nomor yang tidak dia simpan. Chika yang memang sedikit takut untuk mengangkat panggilan dari nomor tidak dikenal pun terdiam sejenak, ragu apakah dia harus mengangkat panggilan itu atau membiarkan begitu saja.
Terlalu lama menimbang-nimbang, panggilan telepon itu akhirnya terputus, membuat Chika menghela napas lega.
Tapi tampaknya itu tidak bertahan lama, karena beberapa detik kemudian panggilan telepon kembali datang dari nomor yang sama. Sepertinya memang penting, maka dari itu Chika kini memilih untuk menggeser icon berwarna hijau kemudian menempelkan ponselnya ke telinga.
"Hallo?"
"Hallo, ini Chika ya?"
Kerutan di dahi Chika semakin dalam, dia seperti mengenal pemilik suara ini. "I—ya, ini siapa ya?"
"Ini Tante, Mamanya Mira."
Chika langsung terkesiap dengan kedua matanya melebar sempurna. Bisa-bisanya dia lupa dengan suara wanita itu. "Eh, Tante, iya ini Chika. Kenapa Tante?" tanyanya dengan tersenyum lebar. Berusaha seramah mungkin, meskipun Mama Mira tidak akan bisa melihatnya.
"Tante cuman mau tanya, kamu bisa ke rumah Tante sekarang gak? Ini si Mira sakit, terus dia maksa-maksa Tante buat nyuruh kamu ke sini."
"Kak Mira sakit, Tante?"
"Iya, kecapekan dia. Gimana? Kamu bisa ke sini?"
Jelas saja Chika tidak akan menolak. Maka dari itu dia lalu mengangguk cepat. "Iya, Tante. Bisa kok."
"Maaf ya jadi ngerepotin kamu, Chik."
"Gapapa kok, Tante. Saya gak ngerasa direpotin."
"Makasih ya, Chik—Eh, ke sininya gimana? Mau Tante pesenin ojol?"
"Gak usah, Tante. Saya ada supir yang bisa anter."
"Oh ya udah kalo gitu, hati-hati ya, Chik."
"Iya, Tante."
"Tante tutup ya telponnya?"
"Iya."
Tut
Begitu panggilan itu ditutup, Chika langsung menghela napas panjang dengan tersenyum lebar. Jika bisa dia berteriak, pasti Chika akan berteriak sekarang. Tapi sayangnya Chika masih sadar kamarnya tidak kedap suara, kalau dia berteriak pasti akan terdengar sampai luar.
Saking gugupnya, detak jantung Chika tadi berdetak kencang ketika mengobrol dengan Mama Mira lewat telpon. Bahkan sampai sekarang.
"Gini rasanya ditelpon calon mertua?" gumam gadis itu disertai kekehan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akrasia | Chika-Mira [END]
FanfictionTiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget. Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget. Sequel of Untitled | Chika-Mira CERITA INI HANYA KARANGAN DAN FIKSI SEMATA. JADI TOLO...