Hari minggu yang sama seperti biasanya, Chika baru saja bangun dari tidur begitu mendengar suara pintu balkon yang terbuat dari kaca itu tiba-tiba dilempari batu kecil.
Awalnya Chika hanya membiarkan saja, tapi lama-kelamaan bukannya berhenti batu-batu itu malah semakin banyak. Dia berdecak kesal, lalu membuka selimut tebal yang menutupi tubuhnya dan berjalan cepat menuju balkon.
"Siapa sih?! Jahil banget," gumam Chika.
"Anj—"
Hampir saja satu batu kerikil itu mengenai jidatnya yang mulus, untung saja Chika masih bisa menghindar. Lagi-lagi Chika berdecak kesal, dia lalu bersandar pada pagar pembatas balkon dan menatap sengit pelaku yang kini sedang tertawa cekikikan.
"Lo ngapain sih, Kak? Batunya hampir kena jidat gue," omel Chika sembari menunjuk dahi.
Vivi, gadis itu hanya tertawa memamerkan deretan gigi-giginya yang putih. "Sorry, lo sih gue panggil gak bangun-bangun. Ayo olahraga, Chik."
"Ini masih jam 6, Kak Vivi. Lo mau nyapu jalanan apa gimana?"
"Justru karena udah jam 6, Chika. Ayo olahraga bareng," ucap Vivi dengan kedua tangan berkacak pinggang. Gadis itu telah rapi dengan baju lengan panjang dan celana training berwarna hitam.
Chika menguap lebar. "Gak ah males, gue mau tidur lagi."
"Heh! Ayo olahraga, lo kalo tidur mulu gue doain jodoh sama Pak Mamat."
Chika mengernyit heran, dia merasa tidak pernah mendengar nama yang baru saja Vivi sebutkan. "Pak Mamat siapa?"
"Satpam kompleks."
"Enak aja. Gak, gue gak mau." Chika menggeleng cepat. Dia tau siapa satpam kompleks yang Vivi maksud, bapak-bapak tua berkumis tebal dengan perut buncit yang suka menggoda perempuan yang lewat. Membayangkan saja sudah membuat buluk kudu Chika merinding.
Vivi terkekeh geli, puas mengerjai Chika yang memang sangat mudah sekali untuk ditakut-takuti. "Makanya ayo olahraga bareng."
"Tapi gue males, ngantuk. Udah ah, gue mau tidur lagi." Chika sudah bersiap akan berbalik dan berjalan ke dalam, sebelum kemudian ucapan keras Vivi membuat kedua matanya melebar.
"Ya Allah, jodohkanlah Yessica Tamara dengan Pak—"
"Heh lo— bener-bener ya!" teriak Chika disusul lemparan sandal yang mendarat tepat di jidat Vivi.
"Anjir, kurang ajar lo sama orang tua," balas Vivi sembari melempar kembali sandal itu. Tapi terlambat, Chika sudah terlebih dahulu berlari ke dalam rumah dengan tertawa kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akrasia | Chika-Mira [END]
FanficTiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget. Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget. Sequel of Untitled | Chika-Mira CERITA INI HANYA KARANGAN DAN FIKSI SEMATA. JADI TOLO...