Part 6

3.3K 377 54
                                    

"Lo jadi ikut basket?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo jadi ikut basket?"

Gita mengangguk sembari memasukkan buku-bukunya ke dalam laci. "Iya, jadi."

"Oke, nanti gue bilangin, ya," jawab Chika kemudian berdiri dari duduknya.

Istirahat pertama baru saja tiba, dengan segera Chika keluar dari bangkunya dan bersiap untuk pergi ke kantin karena Mira tadi menyuruhnya untuk ke sana.

"Mau kemana?" tanya Muthe penasaran.

Chika berbalik. "Hehe, ke kantin. Biasa lah."

Muthe yang mendengar itu hanya memutar kedua bola matanya malas. Sejak berpacaran dengan Mira, Chika jadi sering pergi ke kantin dan jarang sekali meluangkan waktu dengan dirinya. Bisa saja sih dia ikut nimbrung di meja Chika dan dua kakak kelasnya itu, tapi Muthe merasa tidak enak dan tidak nyaman. Alhasil ketika jam istirahat tiba, Muthe jadi lebih sering berada di kelas sendirian.

"Ntar gue beliin roti deh di kantin," lanjut Chika tidak enak saat melihat wajah Muthe yang kini berubah cemberut. Dia sadar kalau akhir-akhir ini Muthe sering dia tinggal. Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga bucin, disuruh apa aja mah mau-mau aja.

Muthe menghela napas pelan kemudian mengangguk. "Ya udah, yang rasa coklat tapi."

Harga dirimu cuman seharga roti coklat Mutheee

"Oke sip." Chika mengacungkan jempolnya kemudian berjalan cepat keluar dari kelas meninggalkan Muthe dan Gita yang sedari tadi hanya diam menyimak.

Entah benar atau hanya perasaan Chika, tapi lorong menuju kantin kali ini terasa lebih lenggang daripada biasanya. Mungkin banyak murid yang lebih memilih memakan bekal di dalam kelas ketimbang pergi ke kantin.

Chika terus berjalan menuruni tangga menuju lantai 1, sesekali membalas sapaan orang-orang yang dia terima.

Sesampainya di kantin, dia langsung mendudukkan tubuhnya di samping Mira yang sedang sibuk bermain ponsel.

"Hai, Kak," sapanya pada Ara yang duduk di depan.

Ara tersenyum. "Hai, Chik."

Dia mulai terbiasa dengan kehadiran Chika di tengah-tengah dirinya dan Mira. Meskipun Ara sering kesal sendiri karena dua orang ini seringkali pamer kemesraan di hadapannya.

Chika menoleh ke arah Mira yang masih saja fokus pada benda persegi panjang di tangannya, membuat Chika merasa diabaikan. "Kak."

"Hm?"

"Lagi ngapain, sih?" tanya Chika penasaran, dia lalu sedikit memajukan tubuhnya, mengintip layar ponsel yang sedang memperlihatkan kolom chat itu.

"Ini, pelatih basket gue katanya gak bisa dateng nanti," jawab Mira tanpa mengalihkan pandangan.

Chika mengangguk kecil beberapa kali, kemudian kembali memundurkan tubuhnya.

Sebelum dia mengatakan apa maksud dan tujuannya tadi, Chika terlebih dahulu menunggu Mira selesai dengan urusannya. Hingga beberapa menit kemudian gads itu terlihat mematikan ponsel, dan Chika langsung mengeluarkan suara.

Akrasia | Chika-Mira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang