Chika berjalan memasuki kamar dengan diikuti Mira dibelakangnya. Mereka baru saja bernegosiasi dengan Bi Ani. Wanita itu tadi sempat memergoki mereka tengah berciuman, setelah itu tanpa banyak berbicara lagi Bi Ani langsung berjalan cepat meninggalkan kamar Chika.
Dan karena Chika tidak mau kalau nanti wanita paruh baya itu melapor ke Mamanya, jadi dia langsung mengejar langkah Bi Ani, mencegah agar Bi Ani tidak mengatakan apa yang dia lihat tadi pada Mama Chika.
Untungnya wanita itu mau diajak kerja sama, kalau tidak, entah bagaimana nasib Chika setelah ini. Bisa-bisa Mamanya itu akan menceramahi dua puluh empat jam penuh sampai mulutnya berbusa.
Chika menghempaskan tubuhnya di atas kasur dengan kedua kaki menggantung ke bawah. Sedangkan Mira memilih untuk duduk di sofa lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.
Sembari menatap langit-langit kamar, Chika mendesah pelan. "Kamu sih, Kak, main cium aja."
Tanpa menoleh Mira menjawab. "Lo juga kenapa gak kunci pintunya?"
"Emang aku jarang kunci pintu kamar, orang gak ada siapa-siapa juga di sini."
"Tapi tetep aja lo harus kunci pintunya, biar gak kayak tadi."
Mira menutup wajahnya dengan kedua tangan, jujur saja dia merasa sangat malu sekarang. Ya bagaimana tidak, ada orang yang memergoki dirinya sedang berciuman. Apalagi melihat tatapan Bi Ani ketika menatapnya tadi, membuat Mira rasanya ingin menenggelamkan diri di lautan saja. Wanita itu tadi beberapa kali melirik ke arahnya dengan tatapan tidak nyaman, mungkin karena dia pikir Mira yang mempengaruhi Chika sampai berani untuk melakukan hal itu.
"Kalo nyokap lo tau gimana? Trus dia nyuruh lo buat mutusin gue? Trus kalo lo malah diajak keluar negeri, gimana?" ucap Mira dengan masih menutupi wajahnya.
Dan ucapan Mira membuat Chika tertawa kencang. Entah benar atau tidak, tapi Chika merasa kalau Mira hari ini sangat berbeda dari biasanya. Gadis itu hari ini mudah berpikir yang tidak-tidak dan parnoan.
"Ya gak lah, Mamaku gak sejahat itu kali. Paling cuman diceramahin, trus dikasih tau apa aja yang boleh sama yang gak boleh." Chika sedikit mengangkat kepalanya kemudian menoleh ke arah Mira yang masih belum berubah posisi. "Kamu nangis ya, Kak?" tanyanya dengan terkekeh geli.
Mira langsung menurunkan kedua tangannya. "Gak, ngapain juga nangis. Gue cuman malu gara-gara ketahuan tadi."
Chika mendesah kecewa, padahal kalau sampai Mira benar-benar menangis. Dia bisa mengejek gadis itu sembari tertawa keras.
Drtt
Drtt
Ponsel yang berada di saku celana jeans yang Mira pakai terasa bergetar beberapa kali. Dia lalu mengambil benda itu dan memeriksanya.
/Oniel/
Mir
Lo sibuk gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Akrasia | Chika-Mira [END]
FanfictionTiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget. Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget. Sequel of Untitled | Chika-Mira CERITA INI HANYA KARANGAN DAN FIKSI SEMATA. JADI TOLO...