"Mir, bisa ngobrol bentar?"
Mira baru saja akan mengambil tasnya yang berada di pinggir lapangan. Tapi langkah gadis itu terhenti ketika Oniel tiba-tiba menahan pergelangan tangannya.
"Sorry, Niel. Gue gak-"
"Bentar aja please. Sepuluh menit," potong Oniel ketika menyadari Mira akan menolak permintaannya. Kedua tangan gadis itu kini bersatu di depan dada, membentuk sebuah lambang permohonan.
Mira terdiam, melihat Oniel yang sampai memaksa seperti ini membuat dia menjadi penasaran dengan apa yang akan gadis itu bicarakan. Dia lalu menghela napas pendek sebelum kemudian mengangguk mengiyakan.
Dan di sinilah mereka sekarang, di gazebo taman sekolah yang sepi karena kegiatan belajar mengajar sudah selesai beberapa jam yang lalu. Oniel tadi sangat kekeuh untuk mengajak Mira berbincang berdua, tapi kini gadis itu hanya diam saja dengan menunduk. Kedua tangannya saling meremas satu sama lain, gugup.
"Sebelumnya gue mau minta maaf soal yang di mall kemarin. Gue gak tau kalo lo sama Chika masih pacaran, gue kira kalian udah putus."
Mira tidak merespon, dia hanya ingin mendengar ucapan selanjutnya yang akan gadis itu ucapkan.
Oniel mengangkat kepalanya, kemudian membalas tatapan Mira. Sebelum melanjutkan ucapannya, dia menghela napas panjang terlebih dahulu. Berusaha menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang. "Dan gue juga mau ngomong kalau-"
Dia tidak melanjutkan ucapannya, membuat Mira mengernyit heran. "Kalau?"
Lagi, Oniel menghela napas panjang. Dia memejamkan mata sejenak lalu kembali menatap Mira dengan tatapan ragu. "Kalau- kalau gue juga suka sama lo, Mir."
Kerutan di dahi Mira semakin dalam, dia terdiam beberapa detik. Otaknya masih berusaha memahami ucapan Oniel barusan.
"Ha?"
Hanya kata itu yang keluar dari bibir Mira setelah beberapa detik terdiam. Dia masih tidak paham dengan maksud gadis itu.
"Gue juga suka sama lo," ulang Oniel lagi dengan jelas.
Dia kini sudah berani menatap kedua mata Mira dengan tatapan serius. Meyakinkan gadis itu kalau dia tidak main-main dengan ucapannya.
"Tapi gue-"
"Lo juga suka sama gue, 'kan?"
"Ha?"
Entah sudah berapa kali Mira dibuat kaget dan heran dengan ucapan Oniel, dia benar-benar tidak mengerti dengan semua maksud yang gadis itu katakan.
Oniel berdecak, sedikit kesal dengan respon yang Mira tunjukkan. "Lo pernah ngirim boneka sama surat ke gue, dan di sana lo tulis kalo lo suka sama gue. Sekarang gue jawab kalo gue juga suka-"
"Tunggu-" Mira memotong ucapan gadis itu sembari mengangkat tangan kanannya, mengisyaratkan Oniel untuk diam. "Boneka sama surat?"
"Iya, lo pernah ngirim itu ke gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Akrasia | Chika-Mira [END]
Fiksi PenggemarTiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget. Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget. Sequel of Untitled | Chika-Mira CERITA INI HANYA KARANGAN DAN FIKSI SEMATA. JADI TOLO...