Tiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget.
Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget.
Sequel of Untitled | Chika-Mira
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mau ke kemana?"
Chika bertanya begitu melihat Muthe yang bersiap-siap untuk merapikan barang-barang dan memasukkannya ke dalam tas.
"Latihan. Kayaknya abis ini gue bakal sering dispen deh, Chik. Soalnya mau ada lomba," jelas Muthe sembari mengalungkan tasnya ke punggung.
Ucapan gadis itu membuat Chika mencebikkan bibir. "Yah, gue sendirian dong?"
"Kan ada Gita." Muthe melirik ke arah Gita, sedangkan yang disebut namanya langsung mengangguk cepat.
"Iya, tenang aja, Chik. Kan ada gue."
Chika menoleh sekilas ke arah Gita kemudian membalas senyuman gadis itu. Yang dikatakan Muthe memang ada benarnya, Chika sampai lupa kalau sekarang temannya di kelas ini tidak hanya Muthe saja, tetapi ada Gita juga.
"Iya, ya. Gue lupa kalo ada Gita."
Mendengar ucapan Chika, Muthe memutar bola matanya malas. "Ya udah, gue tinggal ya," ucapnya kemudian beralih menatap Gita. "Git, mending duduk di tempat gue aja, biar ini bocah ada temennya."
"Gue bukan bocah!"
Muthe terkekeh pelan, tanpa memperdulikan ucapan protes Chika, dia dengan langkah santai berjalan pergi keluar kelas begitu saja.
Setelah Muthe benar-benar menghilang, Gita menepuk pelan bahu Chika, memberi isyarat agar gadis itu menghadap ke arah belakang.
"Gue boleh duduk di sebelah lo gak?" tanyanya hati-hati. Jujur saja meskipun sudah hampir dua minggu Gita bersekolah di sini, dia masih sering merasa sungkan dengan gadis itu.
"Boleh dong, sini pindah aja." Chika menepuk-nepuk pelan bangku Muthe.
Gita mengangguk, dengan segera dia mengemasi barang-barangnya dan berpindah tempat ke bangku sepupunya itu.
Bel masuk sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, tapi sampai sekarang belum ada juga tanda-tanda kedatangan guru yang nampak dari luar kelas. Dan karena itu suasana kelas Chika kali ini benar-benar tidak terkendali, cukup ramai dihiasi dengan suara-suara teman sekelasnya yang saling bersahutan.
Chika melirik sekilas wajah Gita yang sedang menatap sekitar. "Oh iya, gimana basketnya?" tanyanya basa-basi sekaligus untuk membuka obrolan. Tidak nyaman juga terus-menerus diam.
Gita menoleh dan membalas tatapan Chika. "Lumayan. Anaknya asik semua, jadi gue gampang dapet temen."
"Syukur deh kalo gitu."
"Kalo lo ikut eskul apa, Chik?"
Cengiran Chika langsung terpatri ketika mendengar pertanyaan Gita. Eskul, salah satu kegiatan yang jarang sekali dia ikuti selama hampir dua tahun bersekolah di sini. "Gue ikut band sih sebenarnya."
Kedua mata Gita langsung berbinar, dia menatap Chika dengan tatapan kagum. "Oh jadi lo tuh anak band? Wih, keren banget."
"Eh, tapi gue jarang dateng latihannya, hehe males."