Tiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget.
Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget.
Sequel of Untitled | Chika-Mira
CERITA INI HANYA KARANGAN DAN FIKSI SEMATA. JADI TOLO...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rapat yang diadakan telah selesai beberapa menit yang lalu, dan kini di ruang OSIS hanya tersisa Chika yang sedang membereskan barang-barangnya dan Jessi yang sedang duduk dipojokan. Dari raut wajahnya, gadis itu terlihat tengah memikirkan sesuatu.
Dia menatap ke arah Chika sekilas, sebelum kemudian bangkit dan berjalan mendekati kakak kelasnya itu. "Kak Chika, boleh tanya sesuatu gak?"
Chika menoleh, dengan senyuman dia mengangguk. "Boleh. Kenapa, Jess?"
Jessi mengigit bibir bawahnya, terlihat ragu untuk mengatakan apa yang sedari tadi dia pikirkan. Kedua tangannya saling meremas satu sama lain, berusaha mengurangi rasa gugup yang tidak kunjung hilang.
"Em, Kak Chika kenal Kak Ara 'kan?"
"Kenal, kenapa emang?"
Chika memiringkan kepalanya sembari mengerutkan dahi heran, dia jadi penasaran dengan apa yang akan Jessi katakan selanjutnya.
"Dia— dia udah punya pacar belum, Kak?"
Pelan, gadis itu mengucapkan kalimat tadi dengan nada pelan dan kepala yang tertunduk, tidak berani menatap wajah Chika.
Chika terlihat berpikir sejenak sebelum kemudian kembali menegakkan kepalanya. "Setau gue sih, dia punya pacar."
Jessi langsung mengangkat kepalanya dan menatap Chika dengan tatapan tidak percaya.
"Ha? Beneran?"
Di dalam hati dia sedang berdoa agar Chika sedang bercanda sekarang. Tapi sepertinya takdir tidak berpihak pada gadis cadel itu, karena saat ini dia bisa melihat Chika menganggukkan kepala beberapa kali, membuat harapannya hancur seketika.
"Iya, tapi pacarnya gak sekolah di sini. Gue juga pernah ketemu sama pacarnya."
Dan kedua bahu Jessi melemas, bibirnya mencebik dengan kedua matanya menatap Chika dengan tatapan sedih.
Melihat reaksi gadis itu membuat Chika menyadari sesuatu, dia lalu melebarkan mata, membalas tatapan sedih Jessi dengan tatapan kaget. "Jangan-jangan lo suka sama dia, ya?!"
"Ya gitu, dia deketin gue, tiap hari ngechat. Tapi tiba-tiba dia ngilang gitu aja, dan ternyata selama ini dia udah punya pacar."
Jessi masih menenggelamkan wajahnya di dalam kedua tangan, entah gadis itu sedang menangis atau hanya sekedar menutupi wajahnya untuk menyembunyikan kesedihan yang dia rasakan.
Tangan Chika terangkat untuk mengusap-usap bahu Jessi lembut. "Sabar, dia emang terkenal buaya, Jess."
Drtt
Drtt
Ponsel Chika bergetar, membuat perhatiannya teralih. Dia kemudian menghentikan usapannya dan berganti mengambil ponsel yang berada di saku rok yang dia pakai.