Tiga bulan berlalu, dan Mira baru sadar kalau Chika itu ternyata cemburuan banget.
Tiga bulan berlalu, dan Chika baru sadar kalau Mira itu ternyata posesif banget.
Sequel of Untitled | Chika-Mira
CERITA INI HANYA KARANGAN DAN FIKSI SEMATA. JADI TOLO...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chika menatap pantulan dirinya di depan cermin. Dia sudah rapi dengan celana jeans panjang, sweater hitam polos dan make up tipis.
Pandangannya beralih menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul hampir sepuluh pagi. Lalu kembali menatap cermin, sejenak dia menghela napas panjang kemudian tersenyum manis.
Hari ini, sesuai dengan janji yang sudah Chika buat kemarin. Dia dan seseorang yang sedang dia tunggu saat ini rencananya akan menghabiskan waktu bersama.
Beberapa hari yang lalu Chika telah membuat keputusan tentang perasaannya sendiri. Setelah berpikir panjang dan menimang-nimang, dia akhirnya berani untuk mengambil langkah yang semoga saja memang benar. Chika tidak ingin jika harus jatuh ke lubang yang sama lagi.
Tok
Tok
Tok
Perhatian Chika teralih saat pintu kamarnya diketuk dari luar. Tanpa bertanya, dia sudah tau siapa yang sedang mengetuk pintu. Pasti Bi Ani yang ingin memberitahu kalau orang yang Chika tunggu sudah datang.
Dengan segera Chika berjalan mengambil sling bag miliknya kemudian berjalan keluar.
"Itu Non, temennya udah dateng."
Chika mengangguk sembari tersenyum. "Iya, Bi. Aku pergi dulu, ya?"
Bi Ani balas tersenyum dan membiarkan Chika berjalan pergi. "Hati-hati Non!"
Chika menoleh sekilas ketika mendengar teriakan Bi Ani. "Iya, Bi," jawabnya lalu berjalan menuruni tangga menuju lantai satu.
Entah kenapa rasanya jantung Chika sekarang berdetak lebih kencang daripada biasanya. Padahal ini bukanlah yang pertama kali untuk Chika, tapi tetap saja dia merasa gugup. Beberapa kali dia tampak menghela napas panjang, masih berusaha untuk menetralkan detak jantungnya sendiri.
Hingga akhirnya Chika sampai tepat di depan pintu, dia meraih gagang pintu itu kemudian menariknya perlahan. Dan sekarang tampaklah seorang gadis berambut pendek dengan bucket hat berwarna biru bertengger di atas kepala, serta masker putih yang menutupi sebagian wajahnya.
Chika tersenyum manis kemudian berjalan mendekat. "Ngapain pake masker?"
"Biar gak kena debu, kita naik motor soalnya."
"Gak naik mobil?"
"Enggak. Enakan naik motor, bisa dipeluk dari belakang."
Ekspresi Chika berubah berpura-pura sok geli. "Apaan sih? Gak mau."
"Ya udah, kalo jatoh aku gak tanggung jawab."
Tangan gadis itu terangkat untuk meraih tangan Chika dan menggenggamnya erat sebelum kemudian berjalan menuju motor yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.