Telat

7.8K 143 22
                                    

Di kamar apartement dengan cahaya remang dipenuhi aroma cabul dan suara tidak senonoh menggema. Di lantai pakaian pria wanita bercampur menyatu dengan suasana meriah di dalamnya. Dan di atas ranjang ada dua tubuh pria dan wanita bergerak brutal menggoncang ranjang hingga berderit.

“ Ahh sangat dalam uhh shhh Vino ahhh hhh ” Alea semakin erat memeluk bahu Vino, menahan goncangan hebat pria itu.

Vino menggerakkan pinggulnya lebih cepat dan berat lagi pada lubang hangat Alea. Ini sangat nyaman hingga ia tidak mau meninggalkan lubangnya.

“ Ah ah ahh uhhh shhh ahh ”

“ Terlalu ketat uhh lebarkan hh lebih longgar jalang! ” perintah Vino marah, semakin brutal menggerakkan penisnya keluar masuk.

Alea mencengkeram bahu Vino erat dan melebarkan kakinya hingga nyaris lurus. “ Ummm lebih ringan uhhh Vino ahh ahhh shhh ” ia semakin mendesah tak terkendali di bawah kendali Vino.

“ Kamu ingin lebih banyak hum? ” tak menunggu Alea merespon, Vino memasukkan seluruh anggota penisnya hingga perut bawah Alea cembung.

Kedua tangannya meremas payudara dengan erat, membentuknya menjadi berbagai bentuk cabul.

“ Hahh hahh bukankah kamu suka aku memasukkan ayam besar ke dalam lubang cabulmu? ” Vino menyeringai, mendorong tubuhnya lebih ke dalam lubang ekstasi wanita di bawahnya.

Alea menggelengkan kepalanya. Ia merasakan nyeri dan nikmat di bagian pangkal pahanya. Ia mengencangkan cemgkeramannya pada bahu Vino. “ Ahh ahhh aku akan segera datang huhh huhh ”

Vino merasa mati rasa pada tulang ekornya hingga ke ubun-ubun saat lubang yang mengelilingi batang besi panasnya semakin ketat dan menghisapnya lebih keras. Ia dengan semangat menggoyang tubuhnya lebih kuat lagi merasakan jepitan yang begitu kuat.

Vino mencengkeram pinggang Alea menghujamkan penisnya lebih dalam dan lebih berat lagi.

“ Uhmm Vinooo sshhh ahh ahh ”

“ Apakah kamu ingin ditiduri ayam begitu keras hingga menjepitku dengan semangat seperti ini? Baik, aku akan memenuhimu. ” setelah kata terakhir terucap, Vino mengangkat kedua kaki Alea bersandar di pundaknya dan menghujam lebih dan lebih dalam lagi.

Rasanya sangat nikmat seolah ada jutaan mulut di dalam sana yang menghisap dan tak akan pernah membiarkannya keluar. Vino mempercepat dorongannya dengan gila.

“ Uhh huh huh ahhh Vinhhh sshhh ohhh lebih lambat... Lebih ringah akkhh!! ” cairan panas memukul kepala batang daging yang terkubur tapi tidak membuat Vino berhenti menggerakkan pinggulnya.

Setelah beberapa ratus kali mendorong lagi akhirnya ia tak bisa menahanmya dan menumpahkan esensi putih kental di dalam.

Vino menarik keluar penisnya dan melepas kondom di sekitar batangnya. Dengan sekali lemparan kondom berisi air mani masuk ke dalam tong sampah di pojok kamar.

Alea masih mengatur nafasnya dan menatap Vino sayu. Ia sangat lemas dan lelah hingga tak bisa berkata-kata.

Vino mengambil cek dari laci di sebelah ranjang, menulis nominal uang dan melemparnya di wajah wanita itu. “ Pergi. ” ucapnya singkat.

Alea tidak mengatakan apa pun dan memungut pakaiannya lalu pergi dengan cek di tangan.

Vino membaringkan tubuhnya yang lelah di atas ranjang dan langsung tidur begitu menyentuh bantal.

☆☆☆

Sinar matahari pagi menembus kaca jendela membangunkan gadis albino mungil di atas tempat tidur. Ia melenguh dan mengucek matanya, melihat Leo berdiri sambil bersedekap dada di depan gorden yang baru saja dibuka.

BALRESTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang