Extra

1.3K 19 1
                                    

Di kamar pengantin yang di atas ranjang dihiasi oleh taburan kelopak mawar merah membentuk hati dan tiang ranjang yang dihiasi pernak-pernik mewah serta meja yang terdapat lilin aromatherapy lembut membuat nuansa ruangan sangat indah. Pintu kamar tiba-tiba dibuka dengan keras dan masuklah sepasang pasutri yang masih memakai gaun pengantin saling bertukar saliva dan bertarung lidah.

Arthur menutup kembali pintu dengan backhand tak lupa menguncinya kemudian mendorong Rere memunggungi pintu, ia kembali merampas pasokan oksigen wanita itu. Tangannya meraih resleting gaun dan menariknya ke bawah perlahan, takut melukai kulit lembut di bawah gaun. Gaun putih itu luruh ke lantai menyisakan kemben putih dan celana pendek putih menutupi paha mulusnya. Arthur dengan tidak sabar membuka kemben dan merobek celana beserta celana dalam menjadi seonggok kain rusak. Sementara itu Rere juga menelanjangi Arthur. Tangannya melepas dasi yang melingkari kerah kemejanya, kemudian melepas jas serta kancing kemejanya sambil mengelus dadanya dengan gerakan sensual. Tangannya meraba ke bawah, ke benda yang sudah mengangkat kepalanya. Rere mengelus junior Arthur dari luar sambil mengerang karena hisapan Arthur di atas payudaranya.

Arthur membantu Rere melepas ikat pinggangnya dan menjatuhkan celana kainnya. Rere tersenyum menawan ketika memasukkan tangannya ke celana dalam Arthur. Ia menyapa kepala penis Arthur membuat pria itu mengerang. Tak mau kalah, Arthur meraba klitoris Rere yang sudah ia telanjangi, ia memasukkan dua jarinya ke dalam lubang vagina Rere.

“ Udah becek sayang, aku masukkin sekarang ya? ” Rere mengangguk. Ia juga sudah tidak sabar merasakan kehebatan penis Arthur lagi setelah berpuasa selama seminggu.

Arthur tersenyum miring mendapat persetujuan Rere. Ia mengangkat kaki kiri Rere dilingkarkan ke pinggangnya kemudian mengarahkan penis gelapnya pada vagina Rere. Ujung penis mulai memasuki lubang, ditekan masuk hingga menyisakan dua testis.

“ Akkhhhh... ” erang Rere nikmat merasakan penuh pada vaginanya. Ia memeluk leher Arthur agar tidak jatuh dan mencium jakunnya yang berguling ke atas dan ke bawah. “ Ayo mulai. ” bisiknya di telinga Arthur kemudian menjilatnya.

Arthur bergidik nikmat. “ My pleasure, baby.

Pinggulnya bergerak perlahan maju mundur kemudian secara bertahap menambah kecepatannya hingga lama kelamaan tak beraturan. Benturan pinggul ke selangkangan menyebabkan suara tepukan keras disertai erangan yang tiada habisnya.

“ Ahh ahh aha ahh Arthur ahh ahhhh hmmm yahh ohhh ”

“ Ya sayang kenapa? Apakah kamu menikmatinya? ”

“ Yaa ahh ahhh sangat nikmat suamiii... ”

“ Ohh sangat sempit sayang... Jangan terlalu menjepitku nanti aku tak bisa bergerak hm. ” goda Arthur menatap mata mabuk Rere.

Rere tersenyum menggoda, “ Yah aku tidak menjepitmu emhh... Lebih keras suami... ”

“ As you wish, my wife. ” pinggulnya bergerak semakin brutal. Penis besarnya keluar masuk dengan cepat hingga di luar lubang terdapar busa hasil tepukan alat kelamin mereka.

“ Agh ahah hahhh hahh ahhh fuck ahh nikmathhhh... ” jerit Rere tak kuasa menahan rasa nikmat.

Arthur melihat pipi Rere memerah karena aktivitas mereka menjadi semakin bersemangat. Ia merasakan wanitanya hendak orgasme dan menghujam tiada henti. Ia ingin membuatnya merasakan kenikmatan tertinggi hingga lemas saat mencapai orgasme karena Arthur ingin membombardir vagina dan rahimnya dengan air mani. Jika tubuhnya lemas tentu ia bisa sepenuhnya memuaskan penisnya.

“ AAHHHHKKKKKK ”

Splurt. Splurt.

Cairan bening dan panas menetes membuat genangan di lantai. Tubuh Rere terasa begitu lemas hingga tak bisa menapak dengan baik. Yang mampu ia lakukan hanyalah bergantung pada tubuh Arthur.

Arthur mencium bibir Rere lembut, mengangkat pantat Rere menggendongnya seperti koala menuju ranjang. Ia membaringkan Rere tengkurap kemudian mengangkat pantatnya memosisikan penis di vaginanya. Dalam hitungan ketiga penis besar Arthur kembali memasuki lubang vagina Rere.

“ Akhhh ” erang Rere lelah namun nikmat.

Arthur kembali menggoyangkan pinggulnya dengan keras, melihat pantat besarnya mengapit penisnya keluar masuk membuat Arthur semakin bersemangat dan mencubit pantat empuknya. Tangan Arthur meraba ke depan meremas dan menguleni payudara Rere sementara bibirnya menciumi punggung Rere sensual dan beberapa kali membuat kissmark di leher belakangnya hingga ke pinggul.

“ Emmhh ahh ahh ahaa ahh Arthur err ahh ahhh ”

“ Ugh emh ah ahhh enakhhh ahh kontolmu besar sekali suami emh ahh yahh ahahh ”

“ Fuck ah sempit banget lubangmu istriku... Sangat enak sampai aku tidak mau mrninggalkannya ”

“ Kalau begitu jangan tinggalkan ah ahh aku juga sangat menyukai kontolmu arghh bukankah akan sangat nikmat jika setiap saat kontolmu ada di vaginaku menggenjotku dimanapun. Di dapur saat aku memasak, di kamar mandi saat mandi, di mobil saat berangkat ke kantor, di bawah meja saat kamu rapat dengan para wanita rubah itu. ” ucap Rere binal membuat Arthur semakin bernafsu.

Arthur menguleni payudaranya dengan kuat, “ As you wish, baby. Besok aku akan terus memggenjot lubangmu. Aku tidak akan membiarkanmu mengenakan celana dalam dan hanya selapis rok menutupi vaginamu. Kontolku akan selalu terikat dengan lubangmu dan menikmati setiap pijatan dinding vaginamu. Sepanjang hari aku hanya akan menikmati tubuhmu dan menunjukkan pada mereka kalau kamu milikku. ” pinggulnya bergerak sembarangan terus menusuk vagina Rere.

“ Aghh gahhh hahh ahhh ahhh yah seperti itu tidak buruk err ahh ”

Tiba-tiba Arthur mengubah posisi Rere menjadi miring dengan masih memunggunginya. Arthur menarik sebelah kaki Rere ke atas sambil tanpa henti membenturkan penisnya pada vagina Rere.

“ Errhh ahh ahh ahhh Arthur ehh ahh ahhh yahh hahhh gahh hahh hahh ”

“ Kenapa sayang? Enak?? ” Rere mengangguk. Arthur tidak puas dengan jawabannya menghujam dengan keras penisnya hingga perut Rere membentuk lengkungan aneh. “ Jawab sayang, jangan diam saja. ”

“ Iyaa enakhhh ahh enakkk ”

Arthur tertawa, melihat Rere menjawab terengah-engah di bawahnya dengan wajah rupawan membuatnya tidak tahan untuk tidak ingin lebih menggertaknya membuat wanita itu mengerang lebih keras di bawahnya. Malam masih panjang. Biarkan kedua pasutri itu menikmati malam pertamanya hingga puas dan lelah.

☆☆☆

Di dinding kaca sebuah perusahaan tepatnya di lantai paling atas seorang wanita diratakan di dinding kaca dalam kondisi telanjang dengan pantat menungging menerima tusukan dari penis besar seorang pria. Siapa lagi kalau bukan Arthur dan Rere. Ucapannya malam itu ternyata bukan bualan semata, ia benar-benar mewujudkannya. Rere sampai mati lemas dibuatnya tak pernah melepaskan penisnya bahkan saat makan sehingga mulut atas dan mulut bawah penuh dengan makanan.

Kini mereka mencoba melakukannya di kantor yang membuat semakin mendebarkan karena bisa sewaktu-waktu ada yang mengetuk pintu.

“ Err ahh ahh ahh Arthur capekk hmm ahh ”

“ Sebentar sayang, sebentar lagi hmm ”

“ Kamu daritadi bilang sebentar terus tapi nggak crot juga ish nyebelin... ” keluh Rere mencubit lengan yang melingkari pinggangnya.

Arthur tertawa. Keringatnya menetes ke bahu putih Rere dan meleleh ke tempat keduanya menyatu. Penis besarnya masih bergerak keluar masuk dengan ganas dan sesekali erangan Rere terdengar. Entah berapa lama mereka melakukannya terus menerus hingga akhirnya Arthur memenuhi rahim Rere dengan air maninya yang hangat dengan posisi misionaris di sofa. Arthur tidak melepas penyatuan mereka tapi menggendong Rere ke kursi kerjanya mulai menangani berkas sementara Rere sudah tak kuat bergerak hanya bisa duduk tenang dengan penis Arthur di dalam tubuhnya.




............................

Finish.
Thank you... Maaf kalau extra chapt nya kurang memuaskan^^

BALRESTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang