(Tidak) Berharga

2.3K 73 11
                                    

Readersss... Author ijin hiat yaaqq... Karena Author sudah dekat ujian-ujian jadi nggak bisa fokus bikin cerita... Sebelum hiatus Author update part ini dulu. Maaf yaaa...

.............................

“ Lo kemarin kenapa bolos? Tiga hari lagi. Tau nggak Bu Vivi sampe marah-marah gara-gara murid rajin kesayangannya nggak masuk. ” ucap Erika begitu Rere duduk di kursinya.

Rere hanya menggeleng pelan, “ Kemarin ada yang kecelakaan di rumah gue jadi gue nggak bisa masuk. ”

“ Terus kenapa lo nggak bikin surat aja? ”

“ Yang sakit kan bukan gue, gue cuma bantu ngurus aja. ” Rere menatap Erika polos.

Sudut bibir Erika bergerak-gerak. Ia sungguh gemas dengan kepolosan temannya yang sudah tidak polos lagi itu. Erika mengambil napas panjang lalu membuangnya perlahan.

“ Yaudah terserah deh. Nggak usah bahas itu dulu, sekarang gue tanya, lo udah ngerjain tugas dari Pak Agus belom? ”

Rere memiringkan kepala, menatap Erika bingung, “ Hah? Tugas apa? ”

Erika membelalak. Kalo responnya gini pasti... Cepat-cepat ia merebut tas Rere dan membukanya, mencari-cari buku tulis Sejarah Indonesia milik wanita itu. Saat ia membuka halaman terakhir Rere menulis, wajahnya benar-benar pucat. Ia membalik buku, menunjuk lima belas soal yang masih bersih tanpa jawaban.

“ Ini yang gue maksud! Mampus, gue juga belom ngerjain lagi! Tar bakal dihukum Pak Agus nyabutin rumput di lapangan belakang gimana anjir!! ” ucapnya merana.

Rere juga sudah pucat melihat soal. Buru-buru dia menengok jam dinding lalu merebut bukunya kembali, mengambil bolpoin dan buku paket dari tas. Segera Rere mengerjakan soal.

“ Daripada meratapi nasib mending cepet kerjain aja. Kecuali kalo lo mau sambilan jadi tukang kebun sekolah. ” ucapnya mulai menulis jawaban.

Untuk pertama kalinya Erika punya keinginan membuang Rere ke laut lepas. Memangnya semua orang sama pandainya dengan dia apa? Dari segi IQ saja sudah kelihatan seberapa tidak mampunya dia mengerjakan soal-soal ini dalam waktu kurang dari setengah jam karena pelajaran Sejarah Indonesia berlangsung pada jam pertama dan kedua.

“ Mampus gue! ” Erika memukul dahinya, ikut bergegas mengerjakan sebisanya. Kalau kelihatannya soal sulit akan ia loncati. Masalahnya, dari lima belas soal, yang dia anggap mudah hanya lima soal dari awal sampai akhir, menyisakan sepuluh pertanyaan rumit yang butuh ingatan bagus membuatnya menatap buku dengan tatapan kosong.

Rere selesai menulis jawaban tepat lima menit sebelum bel masuk. Ia mendorong bukunya pada Erika, “ Tulis. ”

Erika menatapnya bersyukur, mengangguk berulang kali. Ia mengangkat kembali penanya, bersiap menyalin jawaban.

“ Rere! Ada yang nyariin lo tuh di depan kelas. ” ucap Genta yang baru masuk sambil mengunyah roti isi.

Rere mengangguk, bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu.

“ Re, ”

Wajah Rere berubah dingin melihat siapa yang berdiri di depan kelas. Tanpa basa-basi membalas sapaannya, Rere berbalik hendak kembali. Tapi sebelum dia sempat bereaksi, tangannya sudah ditangkap dan ditarik ke dalam pelukan yang tak asing tapi membuat wajahnya semakin dingin.

“ Lepas. ” ucapnya dingin tanpa berjuang karena tau itu hal yang sia-sia.

“ Nggak. Kecuali lo mau balik jadi partner sex gue. ” ucap Vino keras kepala.

BALRESTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang