Obsesi

2.4K 109 3
                                    

Rere menutup matanya mengantuk. Meskipun semalam ia tidur nyenyak hingga pagi, ia masih kelelahan. Mengingat Arthur yang sama sekali tidak menahan ketika bercinta membuatnya sedikit tidak berdaya.

“ Rere, lo dicari sama Vino di depan. ” ucap Erika, teman sebangkunya di kelas baru, lalu kembali bergosip dengan teman-temannya.

Rere hanya memiringkan kepala melihat ke arah pintu tanpa minat. Melihat bayangan Vino benar-benar ada di luar pintu tidak membuatnya kaget atau menyesal, lagipula pria itu sudah seperti ini setelah hari itu. Rere memutar leher berpindah menumpu dahinya di meja sambil menatap ponsel di pangkuannya.

Dia kelelahan, mengantuk, frustasi, tapi juga lapar sehingga dia tidak bisa tidur walau hanya semenit. Sebentar lagi istirahat akan usai tapi ia masih malas melakukan apa-apa bahkan memindah tangannya dari ponsel.

Saat ia masih sibuk melihat-lihat instagram, tiba-tiba ada notif pengikut dan DM baru. Arthur Fedelian✅ mengikuti anda.

Arthur Fedelian : Back, Re. Gue Arthur.

Rere segera memilih ikuti balik sebelum membuka pesan dan memberi izin mengirim pesan.

Balresta A. : Oke.
Lagian udah keliatan dari namanya juga.

Arthur Fedelian : Bener, sih, tapi banyak fans gue yang suka bikin akun ig pake nama gue, takut lo ketipu aja.

Balresta A. : Tapi kan gue nggak terkenal dan satu-satunya temen gue yang namanya Arthur kan cuma lo jadi nggak mungkin lah gue ketipu.

Arthur Fedelian : Terserah lo deh.
Oh, iya, tunggu bentar lagi pengikut lo bakal nambah.

Balresta A. : Masa?

Baru saja Rere mengirim pesan itu, notif pengikut baru muncul satu demi satu hingga tak terhitung jumlahnya. Rere menegakkan punggungnya, menatap layar ponsel dengan bodoh. Buru-buru mengirim pesan lagi.

Balresta A. : Lo cenayang? Pengikut gue beneran nambah, banyak pula.

Arthur Fedelian : Tega banget lo cowok seganteng gue dibilang cenayang.
Kaget ya?
Nggak usah kaget, itu kan efek samping gue ngikutin lo.

Balresta A. : PD!
Emang lo kira lo obat apa ada efek sampingnya.

Arthur Fedelian : Ya, emang.
Gue tuh obat yang bikin kecanduan.

Balresta A. : Dih, gila.

Arthur Fedelian : Mulutnya.
Tapi bener, kan?
Coba sekarang lo pikir lagi, lo pengen making love sama gue lagi nggak?
Jawab jujur.

Rere melebarkan matanya. Pipi putihnya merona dengan pesan spontan Arthur. Memang dia sedikit rindu, tapi hanya sedikit! Bahkan tidak sampai seujung jari. Saat Rere terlepas dari malu-malunya dan baru mengetik balasan, bel masuk berdering. Ia buru-buru mengubah pesannya.

Balresta A. : Belnya udah bunyi, nanti lagi.

Lalu ia keluar dari aplikasi instagram dan meletakkannya di tas.

Di ruang CEO AMB Group.

Arthur tertawa kecil membaca balasan Rere. Ia yakin Rere sempat salah tingkah karena lama membalas. Ia meletakkan ponsel ke atas meja kemudian bergelut dengan berkas-berkas yang menumpuk setinggi gunung Everest.

Tok. Tok. Tok.

“ Masuk. ” Arthur sudah kembali memasang ekspresi datar di wajahnya.

BALRESTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang