" Aghh ahh ahh Vino ohhh "
Mendengar erangannya membuat Vino semakin bersemangat mengebor ke bagian terdalam. Tangannya menegang merasakan vagina Rere menyusut lalu meledakkan cairan panas sambil menggigit lengan Vino meredam erangannya.
Vino menyipitkan matanya nyaman, hmm licin. Gumamnya dalam hati, mempercepat gerakan keluar masuk penisnya di lubang kecil Rere yang masih menyemprotkan cairan orgasme.
Vino menjilat puting tegaknya semakin merangsang titik-titik sensitifnya. Gerakan penisnya tidak berkurang membuat lubang yang masih sensitif kembali mengeluarkan cairan pelumas memperlancar jalan keluar masuk benda besar Vino.
Rere melepaskan gigitannya dan menatap Vino dengan tatapan sedih. Mata besarnya meneteskan air mata keluhan dan suara manjanya menyalakan api di perut bawahnya.
" Vino~ udah, ya? Gue capek banget... Uhh uhnn ahh, Vinnn... " Rengekannya menggaruk hati Vino membuat pria itu memperlambat gerakan pinggulnya.
Vino menyelipkan poni ke belakang telinga Rere, " Gak bisa gitu, dong, gue nunggu lo lima hari lebih, masa cuma dijatah sekali? Seenggaknya lima ronde aja, gimana? " bujuknya sengaja memasang ekspresi tertekan dan kesepian.
Hati Rere lembut. Bibirnya mengerut, " Um. Tapi lima ronde aja, ya? "
Vino mengangguk dengan semangat kembali mendorong pinggulnya ke depan memuaskan tongkat dagingnya yang belum turun sejak tadi. Gerakannya kali ini lebih ringan namun dalam, menggaruk dinding panas konstan.
" Ummhh ahh... " Rere meregangkan lehernya ketika Vino menciumi lehernya meninggalkan bekas merah keunguan yang jelas disana.
Vino mencengkeram payudara di satu sisi dan memeluk pinggang rampingnya dengan tangan lain. Gerakannya tidak bertambah cepat atau lambat membuat Rere tanpa sadar cemberut.
" Vinhh ugh fast ahh fasterhh uhhh pleasehh... " Rere memohon sambil mematap mata Vino sedih.
Vino menggeleng, " Lo tadi bilang capek, kalo kecepetan bisa-bisa gue libur gak dapet jatah seminggu. "
Rere cepat-cepat menggeleng, memajukan tubuhnya, membantu menggoyangkan pinggangnya menerima tusukan demi tusukan yang masuk dan keluar agar lebih dalam. " Pleasee Vinhh gue janji bakal ngasih lo jatah seminggu full minggu depan asal lo mau gerak lebih cepet dan dalem-- Ah! "
" Ini yang lo minta. " bisik Vino serak seperti suara iblis menggoda meminta dia untuk menjerit di bawah perawatannya.
Pria itu secara teratur menambah kecepatan tempo keluar masuk batangnya. Kedua tangannya berpindah meremas payudara bulat Rere cemas. Ia menunduk membungkam erangan tak terputus dari bibir Rere, melumat menikmati rasa manis dari bibir merah.
Rere dengan sadar melingkari pinggul Vino dengan kakinya erat karena goncangan tak terkendali pria itu. Sesekali ia juga menggerakkan pinggul maju mundur karena terlalu terangsang.
" Gue keluar. " Vino menekan selangkangannya ke depan, memasukkan seluruh penisnya ke dalam liang senggama dan menaburkan benih unggul ke dalamnya sambil terus menggerakkan penisnya agar seluruh sperma panas segera keluar memenuhi rahim Rere.
Deru napas lelah dan bersemangat melayang di udara menambah suasana ambigu di antara keduanya. Vino menarik keluar penisnya lantas duduk di sebelah Rere. Tongkat daging besar masih setengah keras menunjukkan betapa bersemangatnya dia saat ini.
Vino menoleh, " Ronde kedua women on top, " ucapnya menyeringai miring sembari menepuk pahanya yang masih dibaluti celana abu-abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALRESTA ✔
RomansaKehidupannya sejak masih kecil hingga kedua orangtuanya meninggal selalu tanpa kasih sayang keluarga. Hanya Reno, teman masa kecil dan pacarnya yang membuatnya mampu bertahan. Tapi sayangnya Reno harus pergi ke tempat yang jauh, jauh sebelum kedua o...