Dering alarm dari ponsel membangunkan sosok gadis di tempat tidur. Ia menggosok matanya lalu bangun mematikan alarm.
Melihat keluar jendela masih gelap, Rere beranjak turun dan masuk ke kamar mandi. Ia mandi selama setengah jam lalu keluar dengan handuk mandi melilit tubuhnya. Rere mengganti pakaiannya dengan blouse tutleneck tanpa lengan warna krem yang dipadu dengan rok pendek hitam dengan ikat pinggang putih. Setelah siap, Rere mengambil tas tangan krem bercorak putih dan sepatu konverse putih.
Saat ia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul enam pagi. Kepagian nggak sih? Tapi gue udah gak sabar pen tau permainan apa yang Vino maksud.
Batinnya bergejolak sesaaat lalu ia memutuskan turun. Tak masalah terlalu pagi, mungkin Vino tak akan menyalahkannya karena terlalu awal kan?
“ Rere? Tumben kamu bangun pagi pas hari libur. Mana udah cantik lagi. Mau kencan ya? ” tebak Mama Leo menggoda keponakannya.
Rere tersipu, menggeleng, “ Aku mau kerja kelompok kok, Tan, tugasnya banyak makanya aku berangkat pagi biar nanti pulangnya nggak kemaleman. ” jelasnya menunduk malu-malu padahal sebenarnya ia sedang menutupi kebohongannya.
Mama Leo tertawa, “ Iya-iya Tante percaya. Yaudah kamu sarapan dulu gih biar nanti semangat kerja kelompoknya. ” suruhnya.
Rere mengangguk, mengambil sepiring nasi goreng pedas dan jus jeruk.
“ Oh iya, Tan, Kak Leo sama Om Sam kemana? Kok nggak ada. ” Rere mendongak menatap tantenya.
Mama Leo mendesah, “ Nggak tau tuh mereka, dari subuh udah ilang. Mau main Golf katanya. ”
Rere mengangguk-angguk paham sambil terus memakan nasi gorengnya.
Dua puluh menit kemudian nasi goreng dan jus masuk semua ke dalam perutnya. Rere bangkit mendorong kursinya ke belakang. “ Rere udah selese, Tan, aku berangkat sekarang, ya? ” pamitnya.
Mama Leo mengangguk, “ Oke, ati-ati, ya. ”
“ Iya, Tan. ” Rere beranjak berjalan keluar, masuk ke dalam mobil dan meminta supir mengendarakannya ke alamat yang sudah dikirimkan oleh Vino semalam.
Setengah jam kemudian ia tiba di depan gedung apartement mewah seringgi gedung pencakar langit.
Rere turun dari mobil, “ Pak Tio langsung pulang aja nggak papa, nanti saya bisa minta antar pulang sama temen saya. ” katanya pada supir.
Pak Tio mengangguk, “ Baik, non. ”
Setelah itu Rere langsung masuk ke dalam gedung dan berjalan menuju lift. Lift bergerak naik ke lantai lima belas dan berhenti beberapa menit kemudian. Rere keluar, berjalan menyusuri lorong sampai di apartemen paling ujung.
Rere menekan bel pintu.
“ Iya, siapa? ” suara Vino terdengar dari interkom.
Rere mengambil mic, “ Rere. ” jawabnya gugup.
Tak butuh waktu lama pintu terbuka menampilkan Vino yang bertelanjang dada dan handuk masih melilit pinggangnya.
Wajah Rere memerah seketika. “ Umm... Abis mandi? ” tanya Rere mengikuti Vino masuk ke dalam.
Vino mengangguk, menunjuk ke sofa. “ Duduk dulu, Re, gue ambilin minum. ”
Rere mengangguk, duduk dengan patuh. Ia mengeluarkan ponsel dan melihat Leo mengiriminya pesan.
Leo
|Dimana?BlRere
|Di rumah temen, ada kerja kelompok
|Udah pulang?
KAMU SEDANG MEMBACA
BALRESTA ✔
RomanceKehidupannya sejak masih kecil hingga kedua orangtuanya meninggal selalu tanpa kasih sayang keluarga. Hanya Reno, teman masa kecil dan pacarnya yang membuatnya mampu bertahan. Tapi sayangnya Reno harus pergi ke tempat yang jauh, jauh sebelum kedua o...