Happy Birthday Mama

1.9K 67 3
                                    

“ Ahhh finally complete! ”

Arthur meregangkan tangannya yang kelelahan menandatangani berkas. Karena ia berniat pulang cepat untuk merayakan ulang tahun mamanya, ia tidak bisa mengulur waktu lebih lama karena ia menarget waktu pulang dua jam sebelum tengah malam. Alasannya tentu saja karena perjalanan dari perusahaan ke apartemen memakan setengah jam, mandi dan bersiap kurang lebih setengah jam, dan perjalanan ke rumah orang tuanya sekitar satu jam jika tidak macet. Arthur melihat jam dinding, melonggarkan dasinya melihat jarum jam mendekati pukul sepuluh malam. Ia bangkit menyampirkan jas di bahunya, meraih tas kerja lalu keluar. Dia tidak berniat mengulur waktu meski hanya sedetik.

Selama berjalan memuju tempat parkir, para staf karyawan yang berpapasan menyapanya yang ia balas anggukan. Tidak banyak sebenarnya staf yang lembur, tapi tetap saja itu bukan berarti sedikit juga, apalagi akan ada peluncuran produk baru minggu depan, perusahaan jadi sangat sibuk, ia bahkan turut sibuk karena peluncuran produk juga akan dilakukan di Jerman dan Australia.

Arthur menyalakan mesin mobil segera ia keluar dari tempat parkir bawah tanah melaju ke jalan raya. Jalan raya cukup ramai, meski tidak seramai pagi dan sore hari, tetap saja ada sedikit kemacetan. Saat ia masuk apartemen, jam sudah menunjuk pukul setengah sepuluh lebih lima menit.

Arthur bergegas ke kamar mandi, mandi dan berganti pakaian dengan waktu tercepat dalam sejarah, yaitu sepuluh menit dan keluar dari apartemen. Saat masuk mobil lagi jam hampir mendekati pukul sebelas malam. Arthur memegang kemudi, melajukan mobilnya langsung ke jalan raya. Dibandingkan satu jam lalu, saat ini jalanan sangat sepi, hanya ada satu dua kendaraan yang lewat sehingga Arthur agak lega.

Saat turun dari mobil itu sudah hampir tengah malam, kurang sepuluh menit saja menuju hari berikutnya. Pria itu turun, mengambil kado dari kursi kopilot, berjalan langsung menaiki tangga yang ditujukan pada balkon kamarnya. Ia membuka pintu kaca dengan kunci lalu menyelinap masuk. Melihat waktu yang semakin menyempit, Arthur keluar dari kamar dan perlahan memasukkan kunci cadangan. Jangan tanya kenapa dia memilikinya, dia sudah lama mengambil kunci cadangan dari laci pojok lantai atas sejak seminggu yang lalu.

Klek.

Pintu terbuka perlahan. Erangan manis dan memikat menggema dengan godaan tak tertahankan.

“ Ahn Pahh ahang ahh ”

“ Ssttt jangan keras-keras sayang, nanti putri kita bangun. ”

“ Ahnn tapi... Um ahh kamu terlalu dalam Paahhh uhhh hnngghhh ”

Cup

“ Tapi Mama suka kan hmm? ”

“ Uhm hmm ahh ”

“ Jawab sayang... ”

“ Ahn! Iyaa ahh ahhh ”

“ ... ” Arthur menatap tanpa ekspresi pemandangan di atas tempat tidur orang tuanya.

Bibirnya menyeringai saat tangannya perlahan meraba saklar.

Klik.

Happy birthday Mama! ”

Mama membulatkan matanya, bergegas mendorong Papa menjauh dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia memelototi Arthur. Bahkan Papa menatap putranya tajam seolah ingin memotongnya berkeping-keping.

Seolah tidak memperhatikan ekspresi papa dan mamanya, Arthur mendekat mencium pipi sang mama kemudian menyerahkan hadiah yang ia, bukan, Rere pilihkan. “ Ini hadiah dari Arthur, ” ucapnya sambil tersenyum manis.

“ Kam—— ”

“ Yang milihin calon menantu Mama loh! Yaudah Arthur mau balik ke kamar dulu, Papa sama Mama lanjutin aja. ” ia memotong ucapan mamanya, bangkit dan berlari keluar, “ Arthur nggak mau punya adik lagi ya!!! ” serunya cepat menutup dan mengunci pintu bertepatan dengan papanya yang melempar bantal.

BALRESTA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang