Double up! Siapa yang nunggu kelanjutannya hayooooooooo
Oke next!
.............................
Rere merasa tubuhnya kosong sejak Vino melepaskan jarinya dari bagian sensitifnya. Dia meraih leher Vino, menatapnya lama.
" Maksud lo yang menyenangkan itu seks, kan? " tanya Rere pada akhirnya, menghapus keraguannya.
Vino tersenyum, " Pinter. " pujinya lalu menunduk mematuk sudut bibir Rere.
Rere berkedip. Matanya agak cemas awalnya lalu perlahan mulai tenang. Ia menarik kepala Vino lebih dekat dan menggigit telinga Vino, " Lo harus pelan. Ini pertama buat gue. " bisiknya menggoda.
" Hmm... Gue nggak janji, tapi gue pastiin lo bakal suka dan ketagihan. " Vino mulai membuka blus Rere dan melemparnya ke sofa lain.
Sekarang payudara penuh Rere hanya ditutupi bra rendah hitam yang sangat kontras dengan kulit putihnya. Vino mengecup bagian yang tidak tertutup bra dengan lembut. Tangannya meraba ke punggung Rere melepaskan pengait bra dengan lihai.
Dua kelinci putih lembut di dada Rere membuat tenggorokan Vino kering dan menelan beberapa kali. Ia mengangkat matanya melihat kelopak merah Rere terbuka sedikit seolah menggodanya agar menggigit dan menikmatinya.
Vino menangkap bibir merah Rere, menjilat, menyesap, dan menggigitnya lembut. Tekstur bibirnya sangat kenyal dan lembut seperti jeli. Hanya manisnya yang sedikit lebih manis tapi dia tidak mual seperti saat makan permen, ini memang manis, tapi sangat lezat hingga membuatnya ingin terus menggigitnya.
" Ummm mmmhhh Vinhh gue gak hmm bisa napas umm... " Rere sedikit menggeliat tidak nyaman.
Vino tak menjawab. Terus memakan bibirnya memuaskan keinginannya.
Puas dengan bibir, Vino memandang Rere yang terengah-engah, " Bibir lo manis kayak jeli, bikin gue kecanduan. " ucapnya dengan suara serak.
Wajah Rere yang sudah merah semakin merah karena pujian tak terduga dari Vino. Ia masih mengalungkan tangannya di leher Vino menatapnya sayu.
Mendapat tatapan panas dan penuh hasrat membuat penisnya lebih bengkak lagi. Vino kembali menurunkan kepalanya, menciumi sepanjang leher ke dada Rere. Tidak lupa ia memberi kissmarks di area sekitar dada yang bisa ditutupi seragam.
Bibir Vino berhenti di depan puting merah muda Rere. Ia memasukkannya ke dalam mulut, menghisapnya keras berharap ada asi yang keluar.
" Ngghhh ahhh Vino hmm jangan digigithhh... " desah Rere sambil menaikkan tangannya mencengkeram rambut Vino lembut.
" Hmm mmmm sluurrppp sluurrpp hmmm hmmm " gumam Vino tak peduli, terus menghisap dan memainkan putingnya dengan lidah.
Permukaan lidah yang kasar membuat Rere memejamkan mata memperoleh sensasi nikmat yang aneh dan geli.
Lubang bunga Rere dibanjiri air bening yang tercampur dengan cairan putihnya di atas sofa. Semakin keras Vino menghisap, semakin banyak air keluar. Terutama ia merasakan tusukan tebal dan panjang di depan area perut bagian bawahnya.
Tangan Vino yang satunya meremas payudara Rere yang lain dan tangan lainnya meraba area sensitif Rere.
" Hmmm Vino jangan ahhh " desis Rere saat satu jari kembali masuk ke dalam lubang sempitnya.
Vino melepas puting Rere, menatap Rere penuh keinginan yang dalam. " Lo udah banjir. Siap ga siap gue masuk. " tepat setelah menyelesaikan ucapannya handuk yang melilit pinggangnya terlempar ke arah lain dan rasa sakit menghujam Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALRESTA ✔
RomanceKehidupannya sejak masih kecil hingga kedua orangtuanya meninggal selalu tanpa kasih sayang keluarga. Hanya Reno, teman masa kecil dan pacarnya yang membuatnya mampu bertahan. Tapi sayangnya Reno harus pergi ke tempat yang jauh, jauh sebelum kedua o...