“ Gue pulang! ” Rere membuka pintu disambut oleh teriakan antusias yang dikenalnya.
“ REREEE!!! ”
Rere berbalik melihat wanita cantik yang hanya dua tahun lebih tua darinya merentangkan kedua tangannya. Rere bergegas ke pelukannya.
“ KAK LETTAA!!! RERE KANGENNN... ” pekiknya senang meringkuk di pelukan Aletta.
Aletta terkekeh, menggosok kepala Rere sayang, “ Kakak juga kangen sayang~ Kalau bukan gara-gara Ferro nggak ngasih tau aku kalau kamu juga ada di Indonesia mungkin kita udah ketemu sejak lama. ” ujarnya kesal mengingat kelakuan Ferro.
Rere terkekeh, “ Biasalah, kak, dia pasti cemburu sama aku karena kalau ada aku, kakak kan jadi nggak peduli dia ada apa enggak. ”
Aletta ikut terkekeh, menjawil hidungnya, “ Bener juga kamu. ”
“ Oh iya, kamu udah makan malam belum? ” Rere mekggeleng membuat senyum Aletta melebar, “ Kalau gitu kita makan bareng yuk, kakak masak banyak makanan kesukaan kamu nih. ” Aletta menarik Rere ke meja makan dengan antusias.
Rere tertawa, mengikuti dengan senang hati karena ia sendiri sangat rindu pada masakan Aletta. Di meja makan Ferro tersenyum kecut melihat tunangannya, calon istrinya, dan calon ibu dari anak-anaknya, menyambut Rere dengan sangat antusias seolah yang disambut adalah presiden dan bukan warga negara biasa. Sudut bibirnya bergerak-gerak ingin mengatakan sesuatu namun urung melihat wajah bahagianya.
“ Rere gabung juga boleh kan? Duduk sini Re, deket kakak. ” Aletta langsung menarik kursi di sampingnya tanpa menunggu jawaban Ferro. Rere duduk dengan patuh. Aletta mengambil piring, nasi, dan menyiapkan lauk pauk untuk Rere. “ Kalau kurang kamu biaa nambah lagi. Kakak sengaja masak banyak biar kamu nggak perlu sungkan mau makan banyak. Makan aja semau kamu. ”
Ferro tidak tahan lagi melihat perlakuan Aletta pada Rere seolah mereka adalah suami istri dan dia berperan sebagai tamu.
“ By, kamu kok pilih kasih banget sih. Rere mau makan aja apa-apa kamu ambilin, lah aku kamu telantarin. ” ucap Ferro sedih.
Aletta mencubit mulutnya gemas, “ Hush. Mana ada aku telantarin, sini aku ambilin nasi. ” ia mengambil piring dari tangan Ferro mengisinya dengan nasi, “ Segini cukup? ” Ferro mengangguk. “ Mau ayam geprek, by. ” Aletta mengambil ayam geprek plus sambal, “ Sambalnya segini aja ya? Kalau kebanyakan nanti kamu sakit perut. ” Ferro mengangguk patuh, “ Oke! ”
“ Kamu mau apalagi lauknya? ” tanya Aletta lagi. Ferro menggeleng, “ Nggak usah, itu aja cukup. ” Aletta mengangguk, meletakkan piring di depan Ferro lalu kembali duduk di kursinya.
Ferro tersenyum lebar, “ Thanks, baby! ”
Mendengar ucapan tulus Ferro membuat Aletta ikut tersenyum tanpa sadar. Aletta berdehem, “ Hm. ” jawabnya dingin untuk menutupi suasana hati yang sesubgguhnya.
Rere diam-diam makan di pinggir sambil mengamati tingkah mereka berdua. Dalam hati mencemooh Ferro karena sikap manja dan kekanakannya yang tidak ditutupi di depan Aletta.
“ Kakak sejak kapan di Indo, kok aku nggak dikasih tau? ” tanya Rere di sela makan.
Aletta memotong steaknya, “ Mmm... Kurang lebih udah sejak Desember lalu lah, kan disini ada cabang perusahaan juga. Waktu itu cabang perusahaan disini ada masalah dan kakak pikir bisa cepet selesai makanya nggak ngasih tau kamu, eh taunya malah udah berbulan-bulan dan malah lupa. ” jawabnya setelah mengingat-ingat.
Rere mengangguk-angguk, “ Ohh berarti sebelum aku kesini, dong. ” ia menyuapkan potongan ayam ke dalam mulut, “ Daerah mana kak? ”
“ Bandung. ”
KAMU SEDANG MEMBACA
BALRESTA ✔
RomanceKehidupannya sejak masih kecil hingga kedua orangtuanya meninggal selalu tanpa kasih sayang keluarga. Hanya Reno, teman masa kecil dan pacarnya yang membuatnya mampu bertahan. Tapi sayangnya Reno harus pergi ke tempat yang jauh, jauh sebelum kedua o...