Rere joging keliling taman kompleks dengan headphone terpasang di kepalanya. Hari Minggu pagi selalu menjadi hari dimana dia melakukan rutinitasnya dalam berolahraga agar tubuh tetap ideal. Meski kebanyakan ia habiskan di gym penthouse, sesekali ia akan tetap joging paling tidak dua atau tiga minggu sekali di taman kompleks. Sambil berlari, Rere juga jadi lebih mengenal daerah sekitar sini, apalagi dia memang sangat pelupa jadi mengenal tempat baru adalah keharusan baginya.
Rere berlari sambil bernyanyi sesekali. Dia masuk gang-gang kecil lalu berbelok kembali ke jalan utama. Jika menemui gang buntu, ia akan langsung keluar dari gang.
" ...butsugatte korogatte tsuyoku nalitakutte... Ijihate tachiagate-- ahhh gang buntu lagi! " seru Rere sebal. Dengan wajah dongkol ia berbalik. Segera ekspresinya berubah melihat beberapa orang berpakaian serba hitam berdiri di belakangnya dengan pistol di tangan. Meski hanya tiga yang membawa pistol dan sisanya membawa pemukul kasti, Rere malah lebih ketakutan memikirkan dia akan jadi bulan-bulanan mereka.
Rere tidak begitu tau tentang senjata, tapi untuk pistol tipe M1911, dia tau karena dia sendiri sering membacanya di novel-novel.
" Ka-kalian siapa? " tanyanya gugup.
" Kamu tidak perlu tahu siapa kami, yang harus kamu ketahui adalah tidak lama lagi kehidupan kecilmu akan hilang di tangan kami. " ucap pria yang berdiri paling depan.
Rere mengepalkan tangannya supaya tetap tenang, " Apa maksudmu? Ini negara hukum, bagaimana kalian bisa melakukan penyerangan di hari cerah seperti ini? Apa kalian pasien rumah sakit jiwa? " ia berusaha mempertahankan wajah polos. Demi apa pun Rere masih belum mau mati sekarang!
Pria-pria itu tertawa kesal. " Nggak perlu basa-basi lagi, kill her, J. " masih pria yang berdiri paling di depan yang berkata, mengomando salah seorang anggotanya.
Dari sepuluh pria yang berbaris rapi, pria yang berada paling pojok kiri maju dengan membawa pisau. Rere mundur langkah demi langkah. Bibirnya pucat tak berdarah.
" Hey, don't be afraid baby, I just need to stab my knife into your heart. It's only for a few minutes, no, just a second. "
Rere menggigit bibir bawahnya hingga berdarah, kakinya terus mundur hingga punggungnya merasakan sensasi dingin dan lembab tembok berlumut. Pupilnya menyusut tajam.
" Y-you... Get away from me! " seru Rere cemas melihat pria itu masih terus melangkah maju mendekatinya.
Mata pria itu menyipit seolah tersenyum. Karena masker menutupi hidung hingga bibirnya, Rere tidak tau apakah pria itu tersenyum atau sedang menyeringai padanya. Kakinya gemetar ketakutan saat menatap balik mata pria itu. Matanya sangat gelap dan buas seperti hewan liar membuat Rere benar-benar ketakutan.
Ujung punggung pisau dingin menempel di dagunya, mengangkat kepalanya agar melihat ke atas.
" You are very beautiful baby. If you weren't my target, I would totally fuck you and make you mine. " pria itu menjilat bibirnya seolah menatap makanan.
Kaki Rere lemas tak terkatakan. Jika bukan karena kekeraskepalaannya untuk tetap berdiri, mungkin saat ini dia sudah jatuh ke tangan pria menjijikan di depannya.
" We don't have much times, J. Kill her fast. " ucap pemimpin para pria itu.
J berdecak, " Tch ck. You're bored A, but okay. " pria itu tiba-tiba membalikkan pisau yang menempel pada dagu Rere menjadi mata pisau dengan jarak satu senti dari kulit.
J menarik pisaunya, ujungnya mengarah pada dada kiri Rere dang berdetak kencang.
" One... Two... And... "
KAMU SEDANG MEMBACA
BALRESTA ✔
RomanceKehidupannya sejak masih kecil hingga kedua orangtuanya meninggal selalu tanpa kasih sayang keluarga. Hanya Reno, teman masa kecil dan pacarnya yang membuatnya mampu bertahan. Tapi sayangnya Reno harus pergi ke tempat yang jauh, jauh sebelum kedua o...