Hallo semuaa ... Apa kabar? Baik baik aja kan? Semoga aja baik ya:) selamat membaca cerita Alga dan Dinda:)
.
.
.
.
.Udah tau goblok masih aja ngaku sok pinter. Cih! Bego dipelihara😒
~Alga Xaviera Ivander
_________________________________
"LIMA PULUH PERSEN?? YANG BENER AJA NIH ORANG?!!" pekik Dinda dengan memandang layar ponselnya.
Untung saja ia sedang berada di taman milik sekolah dan sendiri pula. Jadi ia tidak takut orang terganggu oleh teriakanya tadi.
Dinda duduk lesehan di bawah pohon beringin besar di sana dengan menscroll beranda instagramnya.
Tapi oh tapi, ada sebuah postingan yang membuat kaget sekaligus senang. Ia melihat dengan teliti setiap tulisan yang ada di postingan itu.
"Yang bener aja dongg?? Masa diskon lima puluh persen!! Ga rugi apa tuh salon?! " monolognya.
"Tapi lumayan sih, kan gue bisa hemat. Pulang sekolah gue harus kesana, iya haruss!! " ucap Dinda dengan yakin.
Saat asik dengan dunianya Dinda sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang sedari tadi duduk lesehan di sebelahnya.
Buk!
Sebuah roti selain strawberry mendarat sempurna di depan muka Dinda. Mungkin saking kerasnya hantaman membuat ponsel Dinda sampai terjatuh.
"PONSEL GUE!! " jerit Dinda.
"ALGA LO APA-APA SIH! PONSEL GUE JADI JATOH KAN!! " bentak Keyla.
Alga mengusap telinganya yang sedikit sakit. Memandang Dinda dengan datar.
"Makan! " ucap Alga.
Dinda mencebikkan bibirnya. Dengan kasar ia membuka bungkus roti itu. Tak bisa di pungkiri jika ia sedang lapar.
"Lo ... Ngapain di sini? " tanya Dinda setelah selesai menelan roti.
"Ngadem, " singkat, padat, dan jelas.
"Ga jelas, " gumam Dinda.
Alga melirik Dinda yang nampak lahap memakan roti pemberiannya. Sebenarnya ia tadi tidak sengaja lewat sini. Tapi langkahnya terhenti karena ia mendengar suara teriakan seseorang.
Dan ya, ternyata itu suara teriakan gadis yang sering membuat ia pusing akan tingkah lakunya.
"Ngapain di sini? " tanya Alga, mengikuti cara bicara Dinda tadi.
Dinda melepaskan kamera yang menggantung di lehernya lalu ia berikan ke Alga. Seakan tau maksud Dinda, Alga mengambil alih kamera itu.
"Liat aja sendiri! Gue mau nerusin makan, " ucap Dinda dengan acuh tak acuh.
Alga mengangguk mengerti. Ia mulai melihat-lihat hasil jepretan Dinda. Ternyata gadis itu memotret bunga yang sedang mekar di taman ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dinda [END]
Fiksi RemajaDinda Clarence Jovita, salah seorang cewek bar-bar yang masih ada di muka bumi ini. Dari kecil Dinda tidak pernah dapat kasih sayang dari mamah dan papah. Tapi, untung saja masih ada nenek dan kakek yang mau ngerawatnya. Hidup Dinda perlahan beruba...