Hallo guys ... gimana kabar kalian? Baik kan? Semoga baik ya:) maaf yang udah nunggu crita ini, heheh. Vote dulu sebelum baca biar ga kelupaan😀.
.
.
.
.
.Sabar kunci keberhasilan, paham?
~Dinda Clarance Jovita
__________________________________
Weekend adalah hari paling menyenangkan untuk para murid pemalas. Pasalanya di hari itulah mereka bisa bangun siang dan rebahan seharian.
Tapi itu semua tidak berlaku pada Alga. Alga sedari tadi subuh sudah memandangi layar laptop untuk mengerjakan beberapa tugas OSIS nya.
Tentu saja Alga tidak mengerjakan itu semua sendiri. Ada ketiga temannya yang setia membantu jika ia perlu.
Tidak! Hanya Kai saja yang membantu. Sedangkan Gilang dan Adrian mereka berdua sibuk mengumpat karena bermain game online di ponsel mereka masing-masing.
"Bangsat! Kalah lagi gue! " umpat Adrian.
"Kalo gak bisa main gak usah main! " hardik Gilang.
"Serah gue lah! " ucap Adrian.
"Lo berdua dari pada berantem terus mending beli sarapan sana! Mamah Intan lagi gak di rumah! Pembantu Alga juga lagi ke pasar sama Pak Loso, " lerai Kai.
Adrian mendengkus, selalu saja dirinya dan Gilang yang disuruh, "duit? " tanya Adrian dengan mengadakan tangannya.
"Nih! Cepet kalo beli! Gue udah laper!" ucap Alga, melemparkan satu lembar uang berwarna merah.
"Asiapp!! Kuy Lang! " ajak Adrian dengan bersemangat.
"Tadi saja marah-marah, " gumam Gilang.
"ALGA PINJEM MOTOR LO YA?! MOTOR GUE BENSINNYA MAU ABIS! MAKASIH! "
Temen gak ada otak!
🍎🍎🍎🍎🍎
Seorang gadis mengeliat karena tidurnya terusik oleh sinar matahari yang masuk dari sela-sela jendela kamarnya.
Gadis itu adalah Dinda. Dinda baru bangun karena semalam ia maraton baca wattpad sampai jam satu pagi.
Dinda melirik jam yang menempel di atas pintu kamarnya, "masih jam sepuluh, " gumam Dinda.
"Tidur lagi sebentar gak ada salahnya kali ya? "tanya Dinda entah kepada siapa.
Dinda bersiap untuk kembali ke alam mimpinya tapi ada saja makhluk yang mengganggu ketenangannya.
"Bangun Din!! Udah siang juga! Gak baik tau anak cewek bangun siang-siang gini!" teriak Leo.
Dinda memang tidak pernah mengunci pintu kamarnya sehingga membuat Leo leluasa masuk. Dinda kembali duduk lalu menatap Leo dengan heran. Dari mana anak ini tau alamat rumahnya?
"Lo tau rumah gue dari mana? " tanya Dinda.
Leo memutar bola matanya malas. Sifat pelupa Dinda ternyata tidak hilang juga. Jelas-jelas kemarin ia baru saja mengantarkan gadis itu pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dinda [END]
Teen FictionDinda Clarence Jovita, salah seorang cewek bar-bar yang masih ada di muka bumi ini. Dari kecil Dinda tidak pernah dapat kasih sayang dari mamah dan papah. Tapi, untung saja masih ada nenek dan kakek yang mau ngerawatnya. Hidup Dinda perlahan beruba...