Jangan lupa vote dan komen ya🍎
Happy Reading❤
.
.
.
.
.Apa pun keadannya, kondisinya, situasinya kita harus tetap semangat!
~Billa
________________________________
Satu bulan kemudian.Sesuai perkataan Dila satu bulan yang lalu tentang Dinda yang akan datang ke Indonesia jika sudah benar-benar pulih.
Walau pun Dinda masih harus kontrol dan trapi. Tapi, kali ini kondisinya sudah kembali seperti dulu lagi.
Dinda memandang kosong jendela kamarnya itu. Dinda juga sudah keluar dari rumah sakit dari satu minggu yang lalu.
Ia tinggal bersama orang tua Leo yang memiliki rumah di Kanada sana. Dinda tersenyum saat mengingat ia akan datang ke tanah kelahirannya.
Dinda tidak sabar bertemu dengan sahabatnya dan juga dua tuyul yang katanya sudah kangen denganya.
Senyum Dinda perlahan luntur saat mengingat kenangannya dengan Alga dulu. Ah, ayo Dinda! Move on!
"Gua gak boleh stuck gini trus! "tekan Dinda pada dirinya sendiri.
"Sayang! Ayo makan dulu! "ajak Dila.
Jadwal keberangkatan Dinda adalah besok dan hari ini ia harus segera berkemas. Tapi ia sangat lah malas berkemas, semoga sama nanti mamah Leo mau mengemasi barang-barangnya
"Iya, Ma. Dinda ke kamar mandi lu ya, "ucap Dinda.
"Yaudah, kalo udah cepet turun kamu gak boleh telat makan! "tekan Dila.
"Haha, iya, Ma. Siap! "ucap Dinda.
Di negara yang berbeda. Fiola dan Alicia memandang Pak Bagas dengan malas. Ingin rasanya Fiola tidur tapi mana berani. Yang ada nanti mereka bisa dijemur seperti ikan asin oleh Pak Bagas.
"Hoam ... Pak! " panggil Fiola dengan suara serak karena tenggorokannya kering.
Pak Bagas yang sedang menjelaskan materi lantas menenggok ke arah Fiola, "iya? Mana yang kamu tidak paham? " tanya Pak Bagas.
"Lah? Siapa juga yang mau tanya?! Orang saya mau izin ke kamar mandi! " cibir Fiola.
"Ohh, saya kira mau tanya, yasudah sana! Kalo sudah cepat kembali! Jangan bolos! " peringat Pak Bagas.
"Mana berani saya, Pak,"
Kalian kira Fiola akan menuruti semua perkataan Pak Bagas? Jawabnya tidak! Mending ia bersantai di rooftop dan tidur di sana. Itu lebih baik dari pada mendengarkan penjelasan Pak Bagas yang sama sekali tidak nyantol di otaknya.
Drett ... drett
Ponsel Fiola tiba-tiba bergetar. Fiola buru-buru mengambil ponselnya itu. Siapa tau dari gebetan. Eh lupa kalo kagak punya, wkwk.
Mata Fiola berbinar saat melihat notif dari Dinda ya ng mengatakan bahwa gadis itu akan pulang atau kembali ke lagi ke Indonesia besok pagi.
"Wahh, kalo gitu gue harus bolos, " ucap Fiola.
"Ah! Mantap! Gue kabarin yang lain dulu, kan bolos berjamaah itu enak banget! " ucap Fiola.
|SQUAD BOBROK!|
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dinda [END]
Fiksi RemajaDinda Clarence Jovita, salah seorang cewek bar-bar yang masih ada di muka bumi ini. Dari kecil Dinda tidak pernah dapat kasih sayang dari mamah dan papah. Tapi, untung saja masih ada nenek dan kakek yang mau ngerawatnya. Hidup Dinda perlahan beruba...