Part 18

57 51 0
                                    

Keesokan harinya, Hiro terbangun dari tidurnya. Kini dia berada di rumahnya yang semula. Dia pun segera keuar dari kamarnya, menuruni tangga, kemudian berlari menuju hutan dan menembus makam-makam itu. Setelah itu, Ia pergi ke tugu makam dan melewati lorong gelap di bawahnya itu. Lalu, ketika dia membuka pintu tersebut. Isi di balik pintu, kini berubah menjadi ruang gelap dengan sebuah peti mati hitam.

"Huh? Apa?" Tanya Hiro kepada dirinya sendiri tidak mengerti.

Hiro pun dengan cepat berlari lagi kembali makam-makam lain, lalu masuk ke dalam hutan dan akhirnya sampai di halaman belakang rumahnya,

"Dari mana saja kau?" Tanya kakakya yang baru saja selesai push up itu.

"Berlari beberapa mil untuk olahraga di hutan." Jawab Hiro

"Pak Frank, tadi menelfon. Dia bilang ingin bertemu denganmu di rumahnya. Rumah miliknya hanya beberapa blok darisini. Makanlah sereal dan susu, lalu nanti kuberitahukan alamatnya kepadamu untuk pergi kesana." Kata Kezo yang hanya dibalas anggukan Hiro

Selesai sarapan pagi, Hiro pun langsung pergi berjalan ke rumah Mr. Frank. Entah kenapa, sejak dia pergi bertemu Dio, Ia tak pernah melihat makhluk-makhluk lain lagi yang mengganggunya ataupun mengejarnya.

Setelah Ia berjalan lumayan lama, Ia akhirnya tiba disana. Hiro mendekati pintu tersebut untuk mengetuk pintu rumah Mr. Frank.

Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!

Tidak ada jawaban apapun. Hiro pun melihat kedalam.

Bruk!

Hiro sontak terkejut ketika Ia mendengar suara pintu seperti terhantam sesuatu.

Tiba-tiba pintu terbuka dan tampaklah seorang pria berambut cokelat keabu-abuan yang kelihatannya sedang mabuk di depannya.

"Bisakah kau melakukan pekerjaan lain selain mengejutkan orang-orang datang?" Kata Mr. Frank kepada pria paruh baya itu.

"Silahkan masuk. Maaf, kau pasti terkejut karena pamanku, Mr. Harold. Dia terkadang bisa sedikit miring dan pikun. Ngomong-ngomong ada apa dengan tangan kirimu yang digips itu?" Tanya Mr. Frank mempersilahkan Hiro masuk.

"Aku terjatuh saat di hutan." Kata Hiro sambil melangkah masuk ke rumah itu.

"Kami baru saja sedang bermain kartu." Kata Mr. Harold sambil menutup pintunya dan meminum botol beernya.

"Siapa anak di depanku ini?" Tambah Mr. Harold lagi.

"Ini adalah murid kelas satuku yang terpintar di kelasku. Namanya Hiroshi Chen Lee. Dialah orang yang selalu kuceritakan padamu." Jawab Mr. Frank sambil mempersilahkan Hiro duduk di sofa.

"Oh, kalau begitu akan kubuatkan dia teh melati." Kata Mr. Harold sambil pergi menuju dapurnya.

"Kenapa aku dipanggil kesini?"

"Harold ingin menyampaikan sesuatu kepadamu. Katanya, jangan pergi ke makam yang punya pintu atau semacamnya."

"Huh? Bagaimana dia bisa tahu?" Tanya Hiro tak mengerti.

"Kau tahu soal itu?"

"Pintu yang berada di lorong makam itu. Dibaliknya hanya ada sebuah peti mati." Jawab Hiro

"Hufftt... Tuhan... tolong pamanku yang sedikit miring ini." Gumam Mr. Frank.

"Kau percaya kepada Tuhan?" Tanya Hiro

"Tentu saja aku percaya! Maksudku, orang macam apa yang tidak percaya akan Tuhan?"

Hiro langsung mengangkat kedua bahunya menandangan bahwa dia tidak tahu.

The Cursed ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang