Zane sibuk dengan ponselnya di kamarnya, posisinya saat ini sedang duduk di sebelah kaca yang besar. Miles menonton TV di ruang tamu. Sedangkan Daniel dan Rocky saat itu sedang membaca beberapa artikel tentang kastil Agravain.
Di dalam kamarnya, Zane terus sibuk memainkan ponselnya, membalas setumpuk pesan yang belum dibaca olehnya.
Tiba-tiba Ia mendengar suara ketukan dari cermin kaca yang berada di sebelahnya. Zane pun meletakkan ponselnya, menoleh ke atah cermin kaca tersebut, dan hanya melihat pantulan refeksi dirinya dengan kedua mata yang kurang tidur dan kelelahan.
Tak lama setelah Ia memperhatikan pantulan dirinya. Ia melihat bahwa bayangan cerninan dirinya, kini menatapnya dengan mata lebar dan intens yang sama. Tapi bukan hanya itu... Matanya sekarang benar-benar merah dan mulutnya berubah menjadi cemberut yang mengancam. Itu tampak seperti predator gila yang menatap mangsanya setelah berhari-hari mencarinya. Itu menakutkan, tapi itu bukan satu-satunya alasan pemandangan itu membuat Zane khawatir... Zane tidak tahu apakah itu hanya imajinasinya atau bukan... tapi sepertinya bayangannya semakin dekat ke cermin. Zane sangat takut sehingga dia hampir tidak bisa bergerak, tetapi Zane harus mengalihkan pandangan.
Aku harus bisa mengalihkan pandangan! Batin Zane yang segera pergi ke tempat tidurnya dan menarik selimut ke atas kepalanya, napasnya sekarang berat. Zane menutup matanya dengan erat, berdoa agar dia hanya membayangkan gambar itu. Tadinya tampak begitu nyata, dan sangat jahat, seolah-olah ingin menyakiti Zane! Tapi pikiran itu gila.
Itu adalah gambar di cermin, bayanganku! Itu tidak nyata ... Itu hanya salinan ... itu hanya diriku yang lain! Batin Zane
Pada saat itu Zane mendengar suara berderit yang terlalu familiar dari pintu kamarnya yang dibuka perlahan di belakangku. Zane membeku di bawah selimut. Zane tinggal sendirian di lantai atas, sedangkan semua sahabatnya berada di lantai bawah.
Dengan tangan gemetar Zane mengangkat selimut sedikit untuk mengintip keluar. Zane mengintip ke cermin di pintu di belakangku dan matanya langsung melebar ketakutan. Pintunya sedikit terbuka, tapi itu bukanlah bagian yang membuatnya takut. Bayangannya tidak ada di cermin lagi.
Zane sekarang bernapas lebih berat dari yang pernah dia alami sebelumnya, seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Dia duduk dan dengan cepat meraih tongkat bisbol yang tergeletak di lantai di samping tumpukan majalah. Dia mendengar pintu berderit lagi dan dia berbalik menghadapinya, pemukul sekarang di tangan dan siap digunakan jika perlu. "S-siapa di sana ?!" Zane tergagap dengan keras, ketakutan dalam suaraku berdering. Tidak ada Jawaban.
Ketika Zane akan meluncur keluar dari selimutnya ketika pintu tiba-tiba terbanting tertutup. Zane melompat dan menjatuhkan tongkatnya, jatuh ke belakang ke sikunya, beberapa inci dari cermin. Tingkat ketakutan Zane sangat tinggi. Jantungnya berdebar tak terkendali. Zane mengalami sakit kepala yang parah sekarang. Dan saat itulah Zane mendengarnya. Geraman pelan. Itu berdeguk ke gendang telinga miliknya, suara parau, dan itu pasti bukan suara manusia... Lalu di belakang cermin kaca, Zane merasakan nafas panas di belakang leherku. Zane tidak pernah punya kesempatan untuk berteriak.
Ketika Ia menoleh ke arah cermin. Makhluk itu ada di dalam cermin. Wendigo ada disana sedang menatapnya seolah-olah mau memangsanya.
Zane langsung mengambil tongkatnya dan memukul cermin kaca itu sampai pecah.
Setelah itu, Ia langsung keluar dari kamarnya, dan turun ke bawah menuju para sahabatnya. Sebelum Zane menceritakan apa yang terjadi kepada para sahabatnya...
Bruk!
Tiba-tiba buku tebal Hector terjatuh, dari tas milik Daniel yang membuat keempast sahabat itu terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Child
HorrorKenzo Arnius Lee dan Hiroshi Chen Lee adalah kakak beradik yang baru pindah ke Amerika bersama keluarganya. Mereka pindah ke Amerika karena Kenzo mendapatkan biasiswa untuk kuliah disana dan kebetulan ayah mereka mendapatkan pekerjaan yang bagus dis...