"Miles! Waktunya mandi!" Bibinya berteriak dari bawah. "Ya, bibi!" Miles membalas berteriak. Miles memasang music di ponselnya, berguling dari tempat tidur, dan berlari menuju kamar mandi. Miles meletakkan handuk dan baju ganti di atas meja kecil di dekat sini dan sembari menunggu bak mandi terisi, Miles meletakkan bantal di pinggir supaya bisa tidur nanti. Setelah bak mandi terisi air panas, Miles perlahan masuk, membiarkan air panas meresap.
Setelah 1 m sepenuhnya di dalam bak mandi, Miles mengistirahatkan kepalanya di atas bantal dan tertidur. Beberapa saat kemudian, Miles terbangun karena keheningan. Musik Miles berhenti. Air mandi sudah dingin dan Miles ingin segera kembali ke kamarnya. Saat Miles bangun, air menjadi sedingin es dan Miles menggigil. Ketika tubuh Miles hampir keluar dari bak mandi, sesuatu menarik pergelangan kaki Miles dan menarik Miles kembali ke dalam bak mandi. Teriakannya membeku di tenggorokannya.
Miles meraih tepi bak mandi dan menahannya. Lalu tiba-tiba pegangan itu hilang dan Miles tersentak ke depan. Aku menabrak dinding.
Saat Miles berbalik dengan kepala sakit, air di bak mandi diganti dengan darah dan ada sesosok tubuh perempuan tak bernyawa di bak mandi. Mulutnya terbuka dan rongganya kosong. Darah mengalir keluar dari mereka. Lehernya hampir terpotong. Dia tiba-tiba bergerak dan berbalik ke arah Miles. Dia mengulurkan tangan berdarah ke arah Miles dan akhirnya dia tidak bisa berteriak.
Belum selesai mereka membaca cerita yang baru ditulis sendiri dengan tinta merah, Hiro langsung menutup buku itu.
“Aku harus selamatkan Miles dan mengembalikan buku ini.” Kata Hiro dan langsung berlari pergi, tapi Zane langsung mencegatnya.
“Kau tak bisa pergi sendiri. Memangnya kau tahu dimana lokasi Miles?”
“Aku bisa melacak lokasinya dengan ponsel yang dimilikinya saat ini. Aku tak ingin kalian terbunuh karena aku.” Jawab Hiro
“Aku akan pergi bersamamu, dan aku tak menerima penolakan. Daniel, bisakah kau tunggu kami kembali sambil menunggu di perpustakan Hollow lavador? Kami janji akan kembali secepatnya.” Kata Zane sambil berlari pergi.
Di waktu yang bersamaan malam itu juga. Tiba-tiba Miles terbangun dari mimpi buruknya, dan membuka matanya begitu saja karena medengar bel rumahnya yang berbunyi, padahal TV di dekat mereka masih menyala dengan volume yang lumayan keras, entah kenapa Miles bisa mendengar bunyi suara bel yang ditekan berkali-kali itu. Malam yang dingin ini, Miles menghabiskan waktunya dengan tertidur pulas di sofa ruang tamu daritadi, dan di depannya terdapat bibinya yang masih karena ketiduran setelah menonton TV.
Miles segera bangkit berdiri, dan berjalan menuju pintu depan rumahnya, ketika Ia membuka pintu rumahnya, Ia tak melihat siapapun disana. Miles kembali menutup pintunya, dan hendak kembali tidur di sofa tapi Ia terkejut ketika Ia melihat bahwa bibinya yang tadi tertidur pulas di sofa ruang tamunya, kini sudah pergi entah kemana. Ruang tamunya saat ini kosong, bersamaan dengan TVnya yang kini mati.
Mungkin bibinya terbangun, lalu mematikan televisinya. Itulah yang dipikirkan Miles sekarang. Tapi, Ia merasa ada sesuatu yang aneh, jadi Miles mencari bibinya.
Ia pun menaiki tangga, dan memanggil bibinya di lantai atas.
"Bibi? Kau disana?" Tanya Miles sambil membuka ke arah kamar mandi, tapi Ia tak menemukan bibinya. Hanya saja air yang sekeruh air selokan terisi penuh di bathtub, bahkan Miles menutup hidungnya karena bau. Miles mendekati bathtub tersebut, karena tiba-tiba air yang keruh itu mengeluarkan gelembung berkali-kali.
Tiba-tiba sebuah wanita dengan wajah yang disertai lumpur mengeluarkan kedua tangan keluar dari dalam air yang keruh itu dan mencoba menarik kepala Miles masuk ke air. Miles terus menarik kepalanya agar tidak tercebur ke sana, dan akhirnya Ia berhasil lepas dari cengkraman wanita itu. Lalu, Ia langsung berlari keluar dari kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Child
HorrorKenzo Arnius Lee dan Hiroshi Chen Lee adalah kakak beradik yang baru pindah ke Amerika bersama keluarganya. Mereka pindah ke Amerika karena Kenzo mendapatkan biasiswa untuk kuliah disana dan kebetulan ayah mereka mendapatkan pekerjaan yang bagus dis...