Ketika Hiro sedang asik duduk di halaman belakang sambil menulis cerita di buku tebal miliknya, tiba-tiba Hector muncul di depannya yang lagsung membuat Hiro terkejut.
“Woah, Hai Hector!” Kata Hiro sambil menutup bukunya dan menyimpan penanya.
“Cerita apa yang sedang kau tulis?” Tanya Hector yang muncul dengan pakaian yang hampir sama seperti saat Hiro pertama kali bertemu dengannya, hanya saja kali ini dia memakai dasi berwarna merah dengan garis kuning.
“S-sebuah cerita biasa.” Jawab Hiro
“Mencurigakan.”
“Kau sama sekali tidak berpakaian seperti orang-orang pada tahun 1700-an.” Kata Hiro
“Hanya jika aku mati di tahun 1700-an bukan berarti aku harus tetap memakai pakaian orang di zamanku itu selamanya. Aku bisa berpakaian sesuka hatiku. Aku bisa mengubahnya sama seperti Dio yang muncul dengan pakaian yang berbeda.” Kata Hector
“Ngomong-ngomong kau sudah membangkitkan Phillip?” Tanya Hiro
“Sudah, tapi sedikit ada masalah dengan kota di tempat Ia telah mati. Beberapa warga melihatnya sedang keluar dari makamnya, jadi aku membunuh beberapa orang di kota itu, dan beberapa dari mereka menjadi gila serta ketakutan.” Jelas Hector
“Kau apa?!” Hiro pun terkejut akan perkataan Hector yang kini sudah berdiri di samping Hiro.
“Kenapa wajahmu sekaget itu?” Tanya Hector sambil menatap Hiro dengan raut wajah tidak mengerti.
“Kau tidak boleh membunuh orang jika keadaan tidak mendesak.” Kata Hiro
“Itu keadaan yang mendesak sehingga aku harus menulis cerita lagi untuk membunuh orang-orang itu. Mereka menyebalkan, mereka sama seperti orang-orang di kota ini di zaman 1700-an. Mereka selalu ingin membakar, membunuh, tukang menghakimi, dan fanatik.” Kata Hector dengan raut wajah yang benci.
“Dengar, aku tahu rasanya menyebalkan sehingga kau harus melakukan itu semua untuk membuat dirimu lega. Tapi, terkadang kau perlu menahannya dan diam saja agar tidak membuat masaah semakin besar.”
“Seperti yang kau lakukan, huh? Aku heran kenapa kau tetap bertahan untuk diam saja seolah tak terjadi apapun. Mereka berhak mendapat balasannya.” Kata Hector
“Karena aku pembawa masalah, aku pembawa sial, aku pembawa kutukan, aku adalah anak yang seharusnya tidak pernah lahir. Setidaknya itulah yang keluargaku dan beberapa orang di tempat asalku katakan kepadaku. Tapi, semua yang mereka katakan benar. Setiap kali aku bertindak ataupun melakukan sesuatu, bencana selalu datang. Setiap kali aku ingin memperbaiki sesuatu aku hanya makin merusaknya. Jadi, aku memilih diam. Rasanya sangat menyebalkan, karena kau hanya bisa membalasnya lewat hati saja. Menyebalkan rasanya jika mulutmu terkunci, dan tak bisa mengatakan atau membalas perbuatan atau perkataan mereka. Aku sangat ingin melakukan itu. Tapi, aku tidak ingin makin memperparahnya. Aku tak ingin mereka semakin membenciku dan menghakimiku. Tak peduli seberapa parah mereka memukulku atau seberapa menyakitkan perkataan mereka. Aku hanya bisa diam. Silahkan panggil aku pecundang karena tak melawan. Aku memang tidak berdaya di depan mereka, tak peduli seberapa aku sering mengumpati mereka dalam hati. Saat aku membela diriku sendiri pun, lengan kiriku di patahkan. Kita lahir di keluarga yang tak pernah menghargai kita, mereka hanya datang jika ada sesuatu yang mereka inginkan dari kita. Benar-benar orang-orang yang busuk. Kita seperti bunga mawar yang tumbuh di sekitar duri. Tapi, suau hari keadaan akan menjadi berbeda.” Jelas Hiro
“Kau masih percaya akan hal itu? Kau masih percaya bahwa suatu hari mereka akan berubah?” Tanya Hector
“Setiap kali aku hancur, aku berusaha untuk mempunyai harapan. Mereka tak harus berubah untuk mengharaimu. Tapi, memiliki beberapa kupu-kupu yang datang dan pergi di sekitar kita sudah cukup.” Kata Hiro
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Child
HorrorKenzo Arnius Lee dan Hiroshi Chen Lee adalah kakak beradik yang baru pindah ke Amerika bersama keluarganya. Mereka pindah ke Amerika karena Kenzo mendapatkan biasiswa untuk kuliah disana dan kebetulan ayah mereka mendapatkan pekerjaan yang bagus dis...